"Paradigma baru ekonomi ini mencakup ekonomi hijau dan ekonomi biru," ujar Suharso, saat side event G20 Seminar of The Development of Indonesia's Blue Economy Roadmap, Rabu, 7 September 2022.
Suharso mengatakan, ekonomi biru merupakan ekonomi berbasis kelautan. Yakni menciptakan nilai tambah dan meningkatkan produktivitas ekonomi berbasis kelautan untuk mencapai inklusif dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Selain itu, lanjutnya, ekonomi biru menjadi peluang ekonomi baru bagi Indonesia yang bisa mengatasi masalah lintas sektor, di antaranya:
- Wisata bahari.
- Industri perikanan.
- Industri perkapalan.
- Bioekonomi dan bioteknologi.
- Logistik laut.
- Energi terbarukan.
- Penelitian dan pendidikan.
- Manajemen limbah laut, dan lain-lain.
| Baca juga: Bappenas Susun Peta Jalan Ekonomi Biru Indonesia |
"Ini merupakan transformasi ekonomi berbasis SDG's. Ruang lingkup ekonomi biru bersifat lintas sektoral," ujar dia.
Oleh karena itu, ekonomi biru berpotensi untuk mengangkat rantai nilai domestik, serta mendorong rantai nilai regional untuk pulih bersama dan lebih kuat.
Kemudian, bisa menjadi peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mencapai SDGs dengan mempromosikan keberlanjutan konsumsi dan produksi, industrialisasi berkelanjutan, pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, dan inklusivitas sosial melalui pengurangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.
Menurut Suharso, ekonomi biru berpotensial untuk pertumbuhan ekonomi serta mencapai pembangunan berkelanjutan. Lautan Indonesia memberi daya pada sistem yang menjaga bumi layak huni bagi manusia dan mendukung transisi energi yang adil.
"Ekonomi biru dapat mencegah dan secara signifikan mengurangi laut segala jenis polusi pada 2025, tetapi sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi. Ekonomi biru akan menjadi dasar dari strategi perekonomian Indonesia setelah pandemi covid-19," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
