Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Dolar AS Tegang di Tengah Risiko Penurunan Suku Bunga Fed

Husen Miftahudin • 13 Agustus 2024 09:46
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) berada dalam ketidakpastian pada perdagangan Selasa waktu setempat, karena investor menunggu untuk melihat bagaimana data ekonomi AS mempengaruhi kemungkinan pemangkasan suku bunga besar-besaran.
 
Mengutip Yahoo Finance, Selasa, 13 Agustus 2024, indeks dolar datar pada level 103,08. Semenara euro berada pada USD1,0931, setelah merangkak naik semalam dan mendekati level resistensi di USD1,0944 dan USD1,0963.
 
Angka harga produsen yang akan dirilis nanti akan menjadi pembuka jalan bagi laporan inflasi utama pada Rabu, dan dapat menggerakkan pasar karena angka tersebut memengaruhi ukuran konsumsi pribadi inti (PCE) yang disukai oleh Federal Reserve. Prakiraan untuk kenaikan sebesar 0,2 persen dalam PPI utama dan ukuran inti.
 
Yang lebih penting adalah laporan harga konsumen dan penjualan eceran Juli yang dapat berdampak material terhadap apakah Fed akan melonggarkan suku bunga sebesar 25 basis poin atau 50 basis poin pada September.
 
Baca juga: Ini Penyebab Laju Rupiah Kembali Menguat
 

CPI yang tenang bawa kekhawatiran resesi

 
Saat ini, harga berjangka terbagi rata pada pergerakan yang lebih besar, setelah sempat memperkirakan pergerakan tersebut sebagai kepastian yang pasti minggu lalu ketika pasar saham jatuh bebas.
 
"CPI yang tinggi dan penjualan yang tinggi akan menjadi skenario yang paling fluktuatif, dan melihat pasar obligasi dengan cepat mengubah harga kembali ke penurunan 25 bps," tulis analis di JPMorgan dalam sebuah catatan.
 
"CPI yang tenang dan penjualan yang tenang dapat meredakan beberapa kekhawatiran tentang risiko stagnasi, tetapi membawa kekhawatiran resesi baru ke pasar. Kita mungkin melihat pasar obligasi bereaksi cepat terhadap penetapan harga ini dalam 50 bps atau lebih dari pemotongan September," tambah dia.
 
Hasil pertama kemungkinan akan menaikkan imbal hasil Treasury dan mendukung dolar, sedangkan hasil kedua akan memiliki efek sebaliknya. Pembicaraan tentang resesi, khususnya, cenderung meningkatkan yen dan franc Swiss sebagai aset yang aman.
 
Pasar berjangka jelas masih melihat resesi sebagai risiko dengan pelonggaran Fed sebesar 101 basis poin yang diperkirakan menjelang Natal, dan lebih dari 120 basis poin untuk tahun depan.
 
Hal itu nampaknya bertentangan dengan sebagian besar data ekonomi yang memperkirakan pertumbuhan tahunan GDPNow dari Atlanta Fed sebesar 2,9 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan