Logam kuning mendapat dukungan di level USD2.000 per ons, pulih tajam dari level terendah dua bulan selama dua sesi terakhir. Namun pemulihan tersebut masih menempatkan emas dengan nyaman dalam kisaran perdagangan USD2.000 sampai USD2.050 yang terbentuk sepanjang 2024.
Dikutip dari Investing.com, Rabu, 21 Februari 2024, harga emas spot naik 0,1 persen menjadi USD2.019,17 per ons. Sementara emas berjangka yang berakhir pada April 2024 stabil di USD2.030,20 per ons.
Meskipun meningkatnya pertikaian geopolitik di Timur Tengah dan antara Rusia dan Ukraina memberi dukungan pada emas dalam beberapa sesi terakhir, kenaikan yang lebih besar pada logam kuning ini sebagian besar tertahan oleh prospek kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Para pedagang mulai memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed setelah serangkaian pembacaan inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada periode Januari 2024. Sementara, beberapa pejabat Fed juga memperingatkan agar tidak bertaruh pada penurunan suku bunga lebih awal.
Baca juga: Dolar AS Kehilangan Tajinya |
Suku bunga tinggi jadi kabar buruk bagi emas
Suku bunga yang lebih tinggi menjadi pertanda buruk bagi aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas, mengingat hal tersebut meningkatkan biaya peluang berinvestasi pada logam kuning.
Namun, analis di Citi mengatakan emas bisa melonjak hingga USD3.000 per ons pada 2025, terutama jika bank sentral meningkatkan pembelian emas batangan mereka, inflasi menjadi lamban dan jika ekonomi global memasuki resesi yang mendalam di tahun mendatang.
Namun prospek emas dalam jangka pendek masih belum pasti, sementara logam mulia lainnya juga melemah. Platinum berjangka turun 0,4 persen menjadi USD903,10 per ons, sementara perak berjangka turun 0,1 persen menjadi USD23,023 per ons.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News