Investasi energi fosil. Foto: AFP.
Investasi energi fosil. Foto: AFP.

Gaya Investasi Hijau Negara Maju Bisa Rugikan Negara Berkembang

Arif Wicaksono • 22 Januari 2023 12:03
Davos: Amerika Latin, Afrika, dan sebagian negara Asia menderita secara tidak proporsional akibat krisis energi karena kebijakan investasi hijau dari negara-negara kaya. Sekretaris Jenderal International Energy Forum (IEF) Joe McMonigle mengatakan kebijakan pemerintah di Barat khususnya pada masalah lingkungan, sosial dan tata kelola dapat menyebabkan kehidupan yang lebuh buruk di negara miskin dan berkembang.
 
baca juga: Indonesia Udah Gak Impor Minyak Bumi hingga Gas Alam di 2045, Terus Pakai Apa Dong?

“Saya hanya berpikir, secara global, ada kebijakan baik di sektor keuangan atau investor, atau terkadang secara khusus di industri energi, untuk keluar dari bisnis minyak dan gas. Anda tidak dapat membiayai proyek minyak dan gas di Afrika atau tempat lain mana pun. Bahkan lebih sulit untuk membiayai proyek terbarukan, karena biayanya lebih mahal di tempat seperti Afrika,” katanya dikutip dari Arab News, Minggu, 22 Januari 2023.
 
McMonigle berharap permusuhan Barat terhadap investasi bahan bakar fosil dapat berkurang sebagai hasil dari apa yang dia sebut sebagai percakapan dua arah baru tentang transisi energi dan perubahan iklim, terutama setelah Konferensi Perubahan Iklim PBB Sharm El-Sheik, COP27 , tahun lalu dan COP28 mendatang di UEA.
 
“Tapi sekarang, ini adalah percakapan dua arah. Dua tahun berturut-turut (konferensi PBB) diadakan di luar ibu kota Barat sangat penting, karena membawa perspektif yang berbeda,” tambahnya.

“Sekarang Anda melihat lebih banyak partisipasi dari perusahaan minyak dan gas. Dan saya pikir sekarang hanya ada penerimaan umum secara keseluruhan tentang realitas krisis energi dan keharusan keamanan energi. Saya pikir orang-orang mulai menyadari bahwa peralihan energi itu tidak mudah,” katanya.
 
Keputusan OPEC+ untuk memotong 2 juta barel minyak per hari Oktober lalu terbukti benar.
 
 “Saya pikir mereka merasa sedikit dibenarkan setelah pemotongan terakhir. Anda tahu, ada banyak hiperbola tentang apa yang akan terjadi pada harga - tidak ada yang benar-benar berhasil," jelas dia.
 
McMonigle mengatakan prospek permintaan minyak positif. Dia berpikir adanya lonjakan permintaan karena Tiongkok  dibuka kembali, kecuali terjadi sesuatu yang sama sekali tidak terduga di sana.
 
"Namun, dalam hal resesi, saya pikir itu masih merupakan pertanyaan terbuka," jelas dia.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan