Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Dokumen Kemenko Marves.
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Dokumen Kemenko Marves.

Indonesia Udah Gak Impor Minyak Bumi hingga Gas Alam di 2045, Terus Pakai Apa Dong?

Antara • 18 Januari 2023 16:25
Davos: Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, Indonesia pada 2045 mendatang tidak akan lagi mengimpor bahan bakar fosil. Penggantinya minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif, akan terus dikembangkan.
 
Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral sendiri merupakan sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Penggunaannya dari dulu sampai sekarang menyebabkan timbulnya masalah-masalah lingkungan.
 
Oleh karena itu diperlukan gerakan global menuju pembangkitan energi terbarukan agar bahan bakar fosil tidak cepat habis. Walaupun penggunaan bahan bakar fosil pada era sekarang ini telah menggerakkan pengembangan industri dan menggantikan kincir angin, tenaga air, dan juga pembakaran kayu atau pelat untuk panas.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Kita sedang riset soal minyak kelapa sawit, karena kami percaya pada 2045 kami bisa produksi sekitar 100 juta ton minyak sawit. 30 persennya akan diarahkan untuk pangan dan sisa 70 persennya, kita bisa lakukan riset dan kita bisa bikin etanol. Jadi kita tidak perlu mengimpor minyak fosil pada saat itu," kata Luhut dalam Indonesia Zero Pathway: Opportunity & Challenges yang digelar di Paviliun Indonesia, World Economic Forum Annual Meeting 2023 di Davos, Swiss, Rabu, 18 Januari 2023.
 
Menko Luhut menjelaskan, pengembangan bahan bakar alternatif merupakan satu dari lima pilar ekonomi hijau yang tengah digencarkan Indonesia. Keempat pilar lainnya yaitu dekarbonisasi sektor kelistrikan, transportasi rendah karbon yang salah satunya berupa adopsi kendaraan listrik, industri hijau, dan carbon sinks yang meliputi carbon capture dan carbon offset market.
 
Lebih lanjut Menko Luhut juga menyebut percepatan pencapaian net zero emission 2060 akan didorong dengan transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan. "Makanya peran minyak sawit akan sangat besar di tahun-tahun mendatang," kata dia.
 
Baca juga: Prospek Besar Sawit Indonesia di Pasar Global

 
Genjot produktivitas kelapa sawit
 
Pemerintah Indonesia, lanjut Menko Luhut, melakukan moratorium izin perkebunan kelapa sawit agar tingkat produktivitas bisa ditingkatkan dari 2,3 ton per hektare menjadi 8-10 ton per hektare dalam 10-15 tahun ke depan.
 
"Kebijakan moratorium juga dilakukan untuk menekan angka deforestasi akibat ekspansi kebun kelapa sawit," tukasnya.
 
Sebagai produsen minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan biodiesel terbesar di dunia, Indonesia telah mengimplementasikan program mandatori penggunaan biodiesel berbasis CPO sejak 2008.
 
Program mandatori dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi impor bahan bakar fosil, utamanya bahan bakar diesel, meningkatkan penggunaan energi terbarukan serta mengurangi emisi dari penggunaan bahan bakar fosil.
 
"Indonesia sudah membangun kolaborasi dengan Malaysia, saya rasa 74 persen akan berasal dari dua negara ini," kata Menko Luhut.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
(HUS)



LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif