Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Menguat, Harga Minyak Dunia Kembali ke Level USD80/Barel

Husen Miftahudin • 10 November 2023 07:39
Houston: Patokan minyak mentah Brent berakhir di atas USD80 per barel kemarin, setelah kekhawatiran permintaan dan memudarnya premi risiko perang memicu aksi jual awal pekan ini.
 
Dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 10 November 2023, minyak mentah berjangka Brent ditutup pada USD80,01 per barel, naik 47 sen atau 0,59 persen. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir pada USD75,74 per barel, naik 41 sen atau 0,54 persen.
 
Pada penutupan perdagangan Kamis, komentar Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga di masa depan mengguncang harapan pasar saham dan minyak mentah akan permintaan yang kuat.

"Ada hambatan ekonomi makro yang mempengaruhi pasar saat ini," kata John Kilduff, mitra Again Capital LLC.
 
Fundamental pasar mendominasi sentimen pedagang kemarin karena kekhawatiran akan gangguan pasokan di Timur Tengah telah mereda, kata Jim Burkhard, wakil presiden dan kepala penelitian pasar minyak di S&P Global Commodity Insights.
 
"Permulaan perang Israel-Hamas memang memicu volatilitas dan membawa risiko tambahan, namun hal itu tidak mempengaruhi fundamental pasar minyak," kata Burkhard.
 
"Harga minyak masih berada di bawah harga pada akhir September-seminggu sebelum serangan Hamas. Fundamental pasar minyak yang kuat mengatasi segala ketakutan saat ini," tambah dia.
 
Meskipun demikian, harga minyak Brent ini masih hampir USD20 per barel lebih rendah dari harga tertingginya yang terjadi pada September.
 
Baca juga: Sentuh Level Terendah, Harga Minyak Dunia Lagi 'Diskon Gede-gedean'!
 

Tiongkok kesulitan kendalikan disinflasi


Di sisi lain, data dari Tiongkok kemarin menunjukkan para pengambil kebijakan kesulitan mengendalikan disinflasi, sehingga menimbulkan keraguan atas peluang pemulihan ekonomi secara luas di negara konsumen komoditas terbesar dunia tersebut.
 
Pada awal minggu ini, data bea cukai menunjukkan total ekspor barang dan jasa Tiongkok mengalami kontraksi lebih cepat dari perkiraan.
 
Indikator permintaan juga menyiratkan kelemahan di Amerika Serikat (AS). Persediaan minyak mentah AS meningkat 11,9 juta barel selama seminggu hingga 3 November, kata sumber yang mengutip angka American Petroleum Institute.
 
Jika terkonfirmasi, angka ini akan mewakili kenaikan mingguan terbesar sejak Februari. Namun, Administrasi Informasi Energi (EIA) AS telah menunda rilis data persediaan minyak mingguan hingga 15 November untuk peningkatan sistem.
 
Namun, pasar global optimis pada Kamis karena keyakinan bank sentral utama telah menyelesaikan kenaikan suku bunga mereka. Suku bunga yang tinggi meningkatkan biaya pinjaman, sehingga mengurangi permintaan di pasar, termasuk minyak.
 
Baik OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) akan menyampaikan pandangan mereka mengenai keadaan fundamental permintaan dan pasokan minyak minggu depan. OPEC akan bertemu pada akhir bulan ini untuk membahas kebijakan produksi untuk 2024.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan