Ilustrasi. AFP PHOTO/Jonathan NACKSTRAND
Ilustrasi. AFP PHOTO/Jonathan NACKSTRAND

Sentuh Level Terendah, Harga Minyak Dunia Lagi 'Diskon Gede-gedean'!

Husen Miftahudin • 09 November 2023 08:13
New York: Harga minyak turun lebih dari dua persen pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) ke level terendah dalam lebih dari tiga bulan terakhir, di tengah kekhawatiran berkurangnya permintaan oleh Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
 
Dikutip Channel New Asia, Kamis, 9 November 2023, minyak mentah berjangka Brent turun USD2,07 atau 2,5 persen menjadi USD79,54 per barel. Minyak mentah AS kehilangan USD2,04 atau 2,6 persen menjadi USD75,33. Kedua tolok ukur harga minyak dunia tersebut mencapai titik terendah sejak pertengahan Juli.
 
"Pasar jelas kurang khawatir terhadap potensi gangguan pasokan di Timur Tengah dan malah fokus pada pelonggaran keseimbangan," kata analis ING Warren Patterson dan Ewa Manthey dalam sebuah catatan kepada kliennya, merujuk pada kondisi pasokan minyak mentah.
 
Runtuhnya harga minyak dunia juga dipengaruhi oleh stok minyak mentah AS yang naik hampir 12 juta barel pada pekan lalu, kata sumber pasar pada Selasa malam, mengutip angka dari American Petroleum Institute.
 
Jika terkonfirmasi, itu akan menjadi peningkatan terbesar sejak Februari. Namun, Badan Informasi Energi AS (EIA) menunda rilis data persediaan minyak mingguan, biasanya pada Rabu, hingga 15 November untuk menyelesaikan peningkatan sistem.
 
Produksi minyak mentah AS akan meningkat tahun ini sedikit lebih rendah dari perkiraan namun konsumsi minyak bumi akan turun sebesar 300 ribu barel per hari (bpd), kata EIA, membalikkan perkiraan sebelumnya yang memperkirakan kenaikan sebesar 100 ribu barel per hari.
 
Data dari Tiongkok, importir minyak mentah terbesar di dunia, menunjukkan total ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi lebih cepat dari perkiraan, sehingga menambah kekhawatiran terhadap prospek permintaan energi.
 
Baca juga: Paling Rendah! Harga Minyak Dunia Dibanderol USD77/Barel
 

Kekhawatiran perekonomian global

 
Di zona euro, data yang menunjukkan penurunan penjualan ritel juga menyoroti lemahnya permintaan konsumen dan prospek resesi.
 
"Keruntuhan harga yang kita lihat mencerminkan dua hal: kekhawatiran terhadap perekonomian global berdasarkan data dari Tiongkok dan juga rasa percaya diri bahwa perang di Israel dan Jalur Gaza tidak akan berdampak pada pasokan," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.
 
Namun, impor minyak mentah Tiongkok pada Oktober menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan gubernur bank sentralnya mengatakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut diperkirakan akan mencapai target pertumbuhan produk domestik brutonya pada tahun ini. Beijing telah menetapkan target pertumbuhan sekitar lima persen.
 
Analis dari Goldman Sachs memperkirakan ekspor minyak bersih melalui laut oleh enam negara dari kelompok produsen minyak OPEC akan tetap hanya 600 ribu barel per hari, di bawah level pada periode April. OPEC telah mengumumkan pengurangan produksi kumulatif sebesar dua juta barel per hari sejak April 2023.
 
Rusia, yang menjadi bagian dari kelompok produsen yang dikenal sebagai OPEC+, sedang mempertimbangkan untuk mencabut larangan ekspor beberapa jenis bensin, ungkap kantor berita Interfax mengutip pernyataan Menteri Energi Nikolai Shulginov.
 
Moskow memberlakukan larangan ekspor bahan bakar pada 21 September untuk mengatasi tingginya harga bahan bakar dalam negeri dan kekurangan bahan bakar. Pemerintah melonggarkan pembatasan pada 6 Oktober, mengizinkan ekspor solar melalui pipa, namun tetap mempertahankan kebijakan ekspor bensin.
 
Barclays menurunkan perkiraan harga minyak mentah Brent pada 2024 mendatang sebesar USD4 menjadi USD93 per barel.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan