Melansir Xinhua, Rabu, 8 November 2023, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember kehilangan USD3,45 atau 4,27 persen menjadi USD77,37 per barel di New York Mercantile Exchange.
Financial Times mencatat harga minyak jatuh ke level terendah selama lebih dari tiga bulan. Kondisi ini membalikkan semua keuntungan yang diperoleh sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.
Hedge fund bertaruh konflik tersebut tidak akan melibatkan negara-negara tetangga yang kaya minyak. Harga minyak mentah brent, yang menjadi patokan internasional, menetap 4,2 persen lebih rendah menjadi USD81,61 per barel. Brent turun kembali ke level yang terakhir terlihat pada akhir Juli dan lebih dari sekadar menghapuskan kenaikan yang dimulai pada awal Oktober.
Baca juga: Menguat Tipis, Harga Minyak Dunia Mendarat di USD80/Barel |
Perang Hamas-Israel
Serangan Hamas dan deklarasi perang Israel memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas yang dapat berdampak pada pasokan minyak dan gas Timur Tengah, sehingga mendorong harga minyak naik lebih dari 10 persen menjadi hampir USD93 per barel pada pertengahan bulan lalu.
Namun ketakutan tersebut sebagian besar telah mereda di kalangan pedagang, yang percaya hanya ada sedikit bahaya jika konflik meningkat dan melibatkan negara-negara seperti Iran.
"Sementara jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan udara Israel terus meningkat ke tingkat yang tidak terbayangkan, prospek konflik yang menyebar ke wilayah Timur Tengah yang kaya minyak semakin mendekati nol," kata Kepala badan strategi komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen.
Dana lindung nilai
Menurut data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS, dana lindung nilai juga keluar dari posisi beli yang diambil setelah pecahnya perang. Dalam sepekan hingga 31 Oktober, mereka menjual setara dengan lebih dari 70 juta barel minyak mentah Brent dan WTI, dua acuan pasar.
"Para pedagang sekarang mengabaikan kemungkinan eskalasi di Timur Tengah dan malah mengalihkan perhatian mereka ke data ekonomi yang lesu dari Amerika, Eropa dan Tiongkok," kata Kepala Strategi Komoditas di RBC Capital Markets, Helima Croft.
Harga minyak mentah Brent dan WTI tetap lebih tinggi dibandingkan level yang tercatat sebelum Arab Saudi melakukan pengurangan produksi sukarela pertama pada Juli.
Saudi Aramco, perusahaan milik negara kerajaan yang bertanggung jawab atas hampir sepersepuluh pasokan minyak dunia, melaporkan laba kuartal ketiga yang lebih kuat pada Selasa dibandingkan dengan periode tiga bulan sebelumnya, karena harga yang lebih tinggi mampu mengimbangi volume penjualan yang lebih rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News