Gedung The Fed. FOTO: Xinhua/Liu Jie.
Gedung The Fed. FOTO: Xinhua/Liu Jie.

Ekonomi AS Kian Melambat Imbas Kenaikan Suku Bunga Bank Sentral

Fetry Wuryasti • 19 Desember 2022 11:53
Jakarta: Data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal III-2022 diprediksikan sama atau mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya. Ini menyurutkan sentimen positif terhadap pasar saham dan obligasi.
 
Data yang tidak kalah pentingnya adalah data Durable Goods Order yang diperkirakan akan mengalami penurunan. Kedua data penting ini sudah diproyeksikan mengalami penurunan, ditambah data Personal Income, Personal Spending, dan Personal Consumption juga ikut diproyeksi mengalami penurunan.
 
Data ini menjadi salah satu poin penting yang harus diperhatikan, setelah data sebelumnya PMI Manufacturing, Composite, dan Services mengalami penurunan kembali dari sebelumnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Hal ini semakin menunjukkan perekonomian yang kian melambat ditengah kenaikkan tingkat suku bunga Bank Sentral AS The Fed," kata Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Senin, 19 Desember 2022.
 
Apalagi Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell memiliki patokan baru dalam membuat keputusan tingkat suku bunga di 2023, yaitu yang juga upah akan menjadi salah satu pertimbangan yang akan diperhatikan oleh The Fed.
 
Powell mengatakan dia akan melihat upah yang cakupannya mulai dari perawatan kesehatan hingga staycation di motel. Menurut Powell, upah merupakan variable biaya yang sangat besar untuk industri jasa tersebut. Terlebih pasar tenaga kerja memegang kunci untuk dapat memahami inflasi.
 
Saat ini Powell menilai upah tumbuh jauh lebih konsisten dibandingkan dengan inflasi. Pertanyaannya, apakah kenaikan upah di AS selama 18 bulan terakhir, lebih kepada perusahaan yang menyesuaikan diri dengan pasokan tenaga kerja yang langka atau lebih karena kesadaran bahwa tenaga kerja harus diberikan kompensasi lebih.
 
Hal ini membuat antara inflasi dan upah saling mendukung satu sama lain atau yang lebih dikenal dengan spiral upah.
 
Sejauh ini apa yang dikhawatirkan Powell bukan tanpa alasan. Maka Powell memberikan proyeksi tingkat suku bunga The Fed lebih tinggi untuk tahun depan yang berada di 5,1 persen untuk menekan inflasi.
 
Spiral upah merupakan sesuatu yang nyata, apalagi kalau diperhatikan bahwa ada kekhawatiran kekurangan tenaga kerja yang berkepanjangan, telah memberikan implikasi terhadap inflasi.
 
Sebelumnya, saat covid-19 di 2020, tingkat pengangguran meningkat dengan cepat hampir 15 persen pada April 2020, namun pulih dengan cepat. Namun ketika pandemi hampir berakhir, banyak angkatan kerja yang mulai pensiun dini. Akibatnya jumlah tenaga kerja menjadi berkurang.
 
Hal ini membuat para karyawan memiliki daya tawar yang lebih tinggi untuk mendorong perusahaan memberikan gaji yang lebih tinggi untuk mampu melakukan persaingan mendapatkan tenaga kerja.
 
Baca juga: Fed Bakal Rem Kenaikan Suku Bunga, Diramal di Bawah 5% hingga Awal 2023

 
Sejauh ini total biaya kompensasi yang diberikan dalam kurun waktu 12 bulan naik lima persen, dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berkisar 3,7 persen. Namun pembayaran riil turun, karena inflasi yang naik.
 
Sejauh ini belum ada bukti yang pasti terkait dengan spiral upah yang pernah terjadi pada 70-an. Menurut Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), hal tersebut juga jarang terjadi.
 
Oleh karena itu fokus utamanya adalah menyeimbangkan kembali pasar tenaga kerja seperti yang mereka inginkan tanpa harus memicu resesi. Maka, The Fed kemarin memasang target bahwa tahun depan jumlah pengganguran akan naik hingga 4,6 persen, atau hampir ada lebih dari satu juta penduduk AS yang akan kehilangan pekerjaan.
 
"Rasa sakit tersebut akan menjalar, hanya demi mengendalikan inflasi agar dapat melambat hingga pada target yang mereka inginkan, yaitu dua persen pada tahun 2025 mendatang. Apalagi The Fed ingin terjadi soft landing," kata Nico.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*

 
(HUS)



LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif