Mengutip Antara, Selasa, 9 Mei 2023, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat USD8,40 atau 0,41 persen menjadi USD2.033,20 per ons, setelah menyentuh level tertinggi sesi di USD2.037,10 dan terendah di USD2.022,00.
Emas berjangka anjlok USD30,90 atau 1,50 persen menjadi USD2.024,80 pada Jumat, 5 Mei, setelah melonjak sebanyak USD18,70 atau 0,92 persen menjadi USD2.055,70 pada Kamis, 4 Mei, dan terangkat sebanyak USD13,70 atau 0,68 persen menjadi USD2.037,00 pada Rabu, 3 Mei.
"Pasar benar-benar hanya mendiskon setelah laporan gaji Jumat lalu," kata Ahli Strategi Komoditas TD Securities Daniel Ghali.
Baca: Menilik Sejarah Keketuaan Indonesia di KTT ASEAN |
Hal itu merujuk pada aksi jual yang telah membuat harga hampir tiga persen di bawah level rekor yang dicapai minggu lalu sebelum data. Data memperlihatkan akselerasi pertumbuhan pekerjaan AS pada April, menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja yang persisten.
Prospek resesi
Namun, Ghali menambahkan, prospek resesi kemungkinan membuat pasar memperkirakan penurunan suku bunga Fed di masa depan, yang seharusnya mengarahkan pedagang bebas untuk menggunakan modal mereka dalam bentuk emas.Emas yang tidak memberikan imbal hasilkan memiliki daya tarik yang lebih besar bagi investor ketika suku bunga turun dan mengurangi persaingan dari aset lainnya. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Yahoo Finance, Presiden Federal Reserve Bank Chicago Austan Goolsbee memperingatkan pengetatan kredit sedang berlangsung dan kemungkinan resesi.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 9,60 sen atau 0,37 persen, menjadi USD25,834 per ons. Sedangkan platinum untuk pengiriman Juli terangkat sebanyak USD19,40 atau 1,82 persen, menjadi USD1.087,70 per ons.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News