Keketuaan tersebut diserahkan dari Kamboja ke Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Phnom Penh pada November 2022.
Periode keketuaan Indonesia di ASEAN berlangsung selama satu tahun, dimulai sejak 1 Januari hingga 31 Desember 2023.
Keketuaan Indonesia itu sekaligus memberikan peluang dan menunjukkan peran strategis Indonesia memperkuat kapasitas dan kapabilitas kelembagaan ASEAN utamanya dalam membentuk tatanan kawasan yang mendasarkan pada multikulturalisme dan nilai-nilai inklusivitas.
Sejarah Indonesia pegang keketuaan ASEAN
Melansir laman setneg.go.id, Senin, 8 Mei 2023, Indonesia telah empat kali memegang keketuaan ASEAN, yaitu di 1976, 1996, 2003, dan terakhir di 2011. Di tiap periode keketuaan tersebut, Indonesia harus menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan politik internasional yang tidak mudah.Tantangan yang dihadapi keketuaan Indonesia berbeda-beda di tiap periodenya. Contohnya, tantangan yang dihadapi keketuaan Indonesia di 2011 berbeda dengan tantangan yang dihadapi keketuaan Indonesia di 2023 ini.
Pada 2011, Indonesia memegang tongkat keketuaan ASEAN pasca diadopsinya Piagam ASEAN di 2008, diadopsinya Bali Concord III, serta memanasnya konflik antara Thailand dan Kamboja.
Dengan latar belakang dan situasi politik tersebut, keketuaan Indonesia di 2011 telah berhasil membawa agenda untuk meningkatkan kepercayaan diri dan koherensi ASEAN agar dapat memainkan peranan dan memberikan kontribusi yang lebih besar untuk turut menyelesaikan permasalahan dunia.
Indonesia pun berhasil membuktikan strategi diplomasinya untuk memimpin pencarian solusi atas konflik Thailand dengan Kamboja.
Baca juga: Cool! 2 Inisiatif Indonesia Diadopsi Menjadi Leader’s Declaration, Apa Saja Itu? |
Tantangan Keketuaan Indonesia
Sementara itu, keketuaan Indonesia untuk ASEAN di 2023 memiliki tantangan dan permasalahan internasional yang cukup kompleks, yaitu mulai dari segi geopolitik maupun ekonomi.Pertama, tantangan datang dari persaingan negara besar, seperti antara Amerika Serikat dan Tiongkok dan Amerika Serikat dan Rusia. Lalu kedua, tantangan juga datang dari keadaan ekonomi yang masih dalam kondisi pemulihan pasca pandemi covid-19 yang kemudian menimbulkan berbagai krisis–ekonomi, pangan, energi, hingga perang.
Di samping isu Myanmar yang kembali menguji kapasitas dan efektivitas ASEAN dalam mengatasi permasalahan internal.
Berbagai tantangan tersebut berpotensi untuk mengancam stabilitas kawasan, melemahkan sentralitas, dan mengancam relevansi ASEAN sebagai aktor yang berperan dalam membentuk tatanan di kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik.
Untuk itulah, keketuaan Indonesia pada 2023 yang mengangkat tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth menjadi semakin relevan dalam menjadi jangkar stabilitas dan kemakmuran regional di Indo-Pasifik, dengan menjadi fasilitator menjadikan ASEAN relevan dan penting, tidak saja bagi rakyat Indonesia, tetapi juga bagi rakyat ASEAN dan rakyat di luar ASEAN.
Hal ini dilakukan dengan memperkuat kesiapan ASEAN dalam menghadapi tantangan saat ini dan di masa depan serta menghadapi ASEAN 2045.
Disisi lain penting pula upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif berkeadilan yang kuat dan berkelanjutan bermuara pada upaya mengembangkan kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan, dengan fokus pada aspek pengembangan arsitektur kesehatan, memperkuat ketahanan pangan, ketahanan energ dengan mendukung transisi energi fosil ke energi bersih dan terbarukan serta memperkuat stabilitas keuangan untuk memastikan ketahanan ekonomi.
Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan tekad keketuaan Indonesia dalam mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan mengingat pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN selalu bertumbuh lebih tinggi dibandingkan negara lain di luar ASEAN.
Dengan tema yang diangkat, Indonesia bertekad untuk mengarahkan kerja sama ASEAN tahun ini guna melanjutkan dan memperkuat relevansi ASEAN dalam merespon tantangan kawasan dan global, serta memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan untuk kemakmuran seluruh masyarakat ASEAN.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News