Morgan Stanley melaporkan kebijakan fiskal Indonesia dan penguatan dolar AS menimbulkan risiko terhadap investasi saham. Dalam catatannya, Morgan Stanley pun menurunkan rekomendasi mereka.
"Kami melihat ketidakpastian jangka pendek mengenai arah kebijakan fiskal di masa depan serta beberapa kelemahan di pasar Valas di tengah masih tingginya suku bunga AS dan prospek dolar AS yang kuat," tulis ahli strategi Morgan Stanley, Daniel Blake dalam catatannya, dilansir Yahoo Finance, mengutip Bloomberg.
Baca juga: Miris, Morgan Stanley Kembali Berencana PHK, 3.000 Karyawan Bakal Jadi Korban! |
Peringkat jadi underweight
Perubahan sikap Morgan Stanley terjadi ketika dolar mulai menunjukkan tren penguatan jelang keputusan suku bunga Federal Reserve pada Rabu dan keputusan Bank Indonesia pada minggu depan.
Hingga 11 Juni 2024, IHSG telah terkoreksi 5,90 persen sejak awal tahun, ambles ke 6.843,35. Ini merupakan level terendah dalam delapan bulan.
Pelemahan IHSG terjadi seiring ambruknya saham bank raksasa dan emiten blue chip lainnya yang kondisinya diperparah oleh keluarnya dana asing (outflow) dari pasar modal Indonesia. Sejak awal tahun investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) Rp10,05 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News