Ilustrasi. Foto: AFP
Ilustrasi. Foto: AFP

Pelonggaran Covid Tiongkok Kerek Harga Minyak

Antara • 19 Desember 2022 17:03
Singapura: Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Senin sore, karena prospek pemulihan permintaan yang didorong oleh pelonggaran pembatasan covid-19 Tiongkok dan keputusan Amerika Serikat untuk membeli kembali minyak untuk cadangan negaranya, mengatasi kekhawatiran resesi global.
 
Melansir Antara, Senin, 19 Desember 2022 harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 42 sen atau 0,5 persen, menjadi USD79,46 per barel pada pukul 07.53 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan USD74,67 per barel, naik 38 sen atau 0,5 persen.
 
Harga minyak dunia ini berubah juga lantaran pernyataan hawkish dari bank sentral AS dan Bank Sentral Eropa terkait kenaikan suku bunga yang memicu kekhawatiran kemungkinan resesi.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Tiongkok, importir minyak mentah terbesar dunia dan konsumen minyak nomor dua dunia mengalami gelombang pertama dari tiga gelombang kasus covid-19.
 
Baca juga: IMF Desak Tiongkok Bertindak Lebih Cepat untuk Meringankan Utang Global 

"Meskipun ada lonjakan kasus covid, optimisme pembukaan kembali dan kebijakan akomodatif meningkatkan prospek permintaan minyak," kata Analis CMC Markets, Tina Teng.
 
Penghentian tiba-tiba terhadap kebijakan zero covid di Tiongkok menghidupkan kembali sektor penerbangannya, sehingga rata-rata permintaan bahan bakar jet melonjak sebesar 75 persen, atau hampir 170.000 barel per hari, dalam dua minggu.
 
Di lain sisi, gerai berita Caixin melaporkan bahwa Tiongkok berencana untuk meningkatkan penerbangan dengan tujuan untuk memulihkan volume penerbangan penumpang harian rata-rata negara tersebut menjadi 70 persen dari level 2019 pada 6 Januari.
 
"Pasar akan fokus pada kemajuan dimulainya kembali permintaan di Tiongkok. Pandangan umum positif tetapi jalur pemulihan bisa lambat dan bergelombang mengingat situasi covid yang parah dalam waktu dekat," kata Analis Haitong Futures.
 
Tiongkok juga berjanji untuk fokus pada menstabilkan ekonominya yang bernilai USD17 triliun pada tahun 2023 dan meningkatkan penyesuaian kebijakan untuk memastikan target utama tercapai, kata para pemimpin puncak dan pembuat kebijakan pada pertemuan dua hari tertutup untuk memetakan arah ekonomi tahun depan.
 
Analis dari Morgan Stanley juga mempercayai peningkatan mobilitas yang lebih cepat dan lebih tajam menyiratkan rebound yang lebih kuat dalam pertumbuhan PDB yang dimulai pada awal kuartal kedua tahun 2023.
 
"Mengingat rebound yang lebih cepat dalam aktivitas ekonomi, dipertahankan pada level yang lebih tinggi lebih lama, kami sekarang menaikkan perkiraan pertumbuhan PDB 2023 kami dari 5,0 persen menjadi 5,4 persen, bahkan lebih tinggi dari ekspektasi konsensus 4,8 persen," katanya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
 
 
(ANN)



LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif