Melansir Investing.com, Selasa, 13 Februari 2024, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya naik 0,1 persen pada 104,12, karena pasar memperkirakan indeks harga konsumen (CPI) untuk Januari, yang akan dirilis pada Selasa waktu setempat, akan memberikan keyakinan lebih lanjut kepada The Fed, inflasi melambat menuju target dua persen.
Ekonom Wall Street memperkirakan IHK secara tahunan akan terjadi inflasi sebesar 2,9 persen, turun dari inflasi 3,4 persen pada bulan sebelumnya, menurut jajak pendapat Reuters. CPI inti juga diperkirakan akan memperlambat pertumbuhannya secara tahunan di Januari menjadi 3,7 persen dari 3,9 persen pada periode sebelumnya.
Menjelang laporan CPI pada Selasa, Federal Reserve Bank of New York pada Senin waktu setempat merilis Survei Ekspektasi Konsumen periode Januari, yang menunjukkan inflasi satu tahun dan lima tahun tidak berubah pada angka masing-masing 3,0 persen dan 2,5 persen
Sedangkan proyeksi kenaikan inflasi tiga tahun dari sekarang turun menjadi 2,4 persen, terendah sejak Maret 2020, dari 2,6 persen pada Desember 2023.
Penjualan ritel untuk periode Januari akan dirilis pada Kamis mendatang, dengan para ekonom memperkirakan penurunan 0,1 persen untuk Januari dari kenaikan 0,6 persen di Desember 2023.
| Baca juga: Sukses Bikin Dolar AS Remuk, Rupiah Balik ke Level Rp15.500-an |
Euro tergelincir
Sementara itu, euro tergelincir 0,1 persen terhadap dolar AS menjadi USD1,0771, jatuh dari level tertinggi 10 hari yang dicapai pada awal perdagangan. Sterling terakhir diperdagangkan pada USD1,2628, sedikit berubah.
Pembacaan pertumbuhan ekonomi zona euro pada kuartal keempat pada Rabu mendatang dapat memberikan arah baru.
Ada banyak data yang dirilis minggu ini di Inggris, termasuk angka inflasi dan produk domestik bruto (PDB), yang diperkirakan akan dirilis pada Rabu waktu setempat.
Data-data tersebut kemungkinan besar juga akan mempengaruhi opini mengenai kapan Bank of England akan mulai menurunkan suku bunganya. Saat ini terlihat tertinggal dari The Fed dan ECB.
Pasar juga mewaspadai yen yang sangat sensitif terhadap suku bunga, yang menguat tajam pada akhir tahun lalu karena pasar sudah memperkirakan awal penurunan suku bunga AS, namun sejak itu melemah karena waktu yang diundur.
Otoritas Jepang melakukan intervensi pada akhir 2022 untuk menopang yen yang melemah hingga 151,94 per USD. Dolar AS terakhir datar terhadap yen di 149,31.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id