Namun, harga minyak masih cenderung tinggi karena gangguan pasokan yang terus-menerus dari Badai Francine dan prospek suku bunga yang lebih rendah membuat para pedagang menumpuk minyak mentah pada tingkat diskon besar-besaran.
Eskalasi ketegangan di Timur Tengah juga membantu memacu permintaan minyak mentah, karena Hizbullah bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap Israel setelah menuduh Israel meledakkan pager di Lebanon minggu ini.
Melansir Investing.com, Rabu, 18 September 2024, harga minyak berjangka Brent turun 0,4 persen menjadi USD73,41 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 0,4 persen menjadi USD69,69 per barel pada pukul 21.17 WIB (01.17 GMT).
Kedua kontrak tersebut naik tajam dari level terendah tiga tahun selama seminggu terakhir.
Baca juga: Pascaanjlok, Harga Minyak Mentah Dunia Mulai Naik Lagi |
Persediaan minyak mentah Amerika Serikat secara tak terduga meningkat
American Petroleum Institute menunjukkan persediaan minyak AS mengalami peningkatan yang tidak terduga pada minggu hingga 13 September.Persediaan naik 1,96 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi untuk penurunan 0,1 juta barel dan penurunan 2,79 juta barel dari minggu sebelumnya.
Angka ini muncul setelah data resmi minggu lalu menunjukkan peningkatan persediaan AS, yang mengindikasikan permintaan di konsumen bahan bakar terbesar di dunia ini menurun seiring dengan berakhirnya musim panas yang penuh dengan perjalanan.
Data API biasanya menunjukkan angka yang sama dengan data inventaris resmi, yang akan dirilis pada perdagangan Rabu. Peningkatan yang tidak terduga ini juga mengindikasikan gangguan produksi yang terbatas dan aktual dari Badai Francine, yang melanda Teluk Meksiko minggu lalu.
Kekhawatiran permintaan, penurunan suku bunga menjadi fokus
Pasar Tiongkok dibuka kembali pada perdagangan Rabu setelah libur panjang, dengan para pedagang lokal bereaksi terhadap rentetan data ekonomi yang lemah dari negara tersebut.Angka-angka tersebut telah meningkatkan kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan di negara importir minyak terbesar di dunia ini, yang berpotensi mengurangi permintaan minyak mentah.
Pasar juga gelisah sebelum akhir dari pertemuan dua hari Federal Reserve di hari berikutnya, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun.
Pasar terbagi antara ekspektasi untuk penurunan 25 atau 50 basis poin. Antisipasi terhadap keputusan hari Rabu telah menurunkan dolar, yang membantu mendorong kenaikan minyak mentah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News