Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Harga Minyak Dunia Makin Mahal Gara-gara Ketegangan Timur Tengah

Husen Miftahudin • 01 Februari 2024 10:51
Houston: Harga minyak dunia mengalami kenaikan di perdagangan di Asia pada hari ini lantaran adanya kekhawatiran atas pasokan Timur Tengah yang berlanjut di tengah meningkatnya aksi militer di Laut Merah. Antisipasi pertemuan OPEC+ juga membuat traders berhati-hati.
 
Melansir Investing.com, Kamis, 1 Februari 2024, minyak Brent yang akan berakhir April 2024 naik 0,6 persen ke USD81,03 per barel. Sementara minyak WTI naik 0,6 persen di USD76,18 per barel. Keduanya naik antara 4-5 persen di Januari 2024.
 
Pasar juga mencerna potensi kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, setelah Federal Reserve mematahkan ekspektasi penurunan suku bunga pada Maret 2024.

Adapun, AS menargetkan beberapa pesawat tak berawak di Yaman Barat yang sedang dipersiapkan untuk diluncurkan. Langkah tersebut dilakukan hanya sehari setelah terjadi serangan pesawat tak berawak yang mematikan pangkalan AS di Yordania.
 
Serangan ini menjadi isyarat sedikit adanya de-eskalasi dalam konflik Timur Tengah, yang telah mengganggu rute-rute pengiriman melalui Laut Merah dan menimbulkan kekhawatiran tertundanya pengiriman minyak di Eropa dan Asia.
 
Kekhawatiran gangguan pasokan menjadi titik kunci dukungan untuk harga minyak di Januari 2024, sehingga membantunya mematahkan pelemahan selama tiga bulan berturut-turut.
 

Pemangkasan suku bunga


Di sisi lain, setiap rebound besar dalam harga minyak tertahan oleh kuatnya dolar AS, setelah Fed mengatakan tidak terburu-buru untuk mulai memangkas suku bunga.
 
Ketua Fed Jerome Powell menyiratkan ketahanan ekonomi AS yang gigih, prospek suku bunga yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama masih menjadi pertanda buruk bagi permintaan di negara konsumen bahan bakar terbesar di dunia itu.
 
Sinyal ekonomi yang lemah dari Tiongkok juga menambah kekhawatiran akan melambatnya permintaan di negara importir minyak terbesar di dunia tersebut.
 
Data indeks manajer pembelian resmi untuk Januari menunjukkan aktivitas manufaktur tetap mengalami kontraksi, yang jadi indikasi sedikit perbaikan dalam pemulihan ekonomi yang lamban.
 
Dari sisi suplai, data yang menunjukkan peningkatan yang tidak terduga di AS persediaan minyak juga mengindikasikan bahwa produksi AS mulai pulih dari cuaca dingin di awal Januari, yang telah mengganggu produksi di beberapa bagian negara tersebut. Produksi minyak domestik AS juga terlihat naik kembali ke level rekor di minggu sebelumnya.
 
Baca juga: Meski Inflasi Terus Turun, The Fed Masih Ogah Pangkas Suku Bunga
 

Pertemuan OPEC+


Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) akan mengadakan pertemuan Komite Pemantauan Menteri Gabungan pada hari ini, yang merupakan pertemuan besar pertama di 2024. Pertemuan tersebut kemungkinan tidak akan menghasilkan perubahan apa pun pada produksi.
 
Adapun, pemangkasan produksi yang mengecewakan dari OPEC+ pada akhir 2023 menjadi poin utama perdebatan untuk harga minyak. Pasalnya, langkah tersebut menjadi indikasi terhadap pasar yang tidak terlalu ketat pada 2024 daripada yang diperkirakan sebelumnya.
 
OPEC+ juga tampaknya memiliki ruang gerak yang terbatas untuk memangkas produksi lebih lanjut dan mendukung harga minyak.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan