OPEC. Foto: AFP.
OPEC. Foto: AFP.

Konsumsi Minyak Diprediksi Lebih Tinggi di 2023, Harganya Bakal Mahal Gak?

Arif Wicaksono • 15 Mei 2023 13:36
Riyadh: Terlepas dari ketidakpastian ekonomi, konsumsi minyak global diperkirakan akan mencatat peningkatan dalam setahun sebesar 1,84 juta barel per hari menjadi 101,9 mbpd pada 2023.
 
Hal ini muncul sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh Pusat Studi dan Penelitian Perminyakan Raja Abdullah Arab Saudi (KAPSARC) memperkirakan revisi naik kecil sebesar 50 ribu barel per hari dari perkiraan sebelumnya.
 
baca juga: Hore! Kekhawatiran Resesi yang Mulai Pudar Bikin Harga Minyak Merangkak Naik

“Sementara proyeksi pertumbuhan AS dan Eropa direvisi turun, perkiraan pertumbuhan Tiongkok dinaikkan karena ekspektasi turbulensi saat ini akan mereda pada paruh kedua tahun ini. Efek permintaan bersih adalah tambahan 50 ribu barel per hari,” kata KAPSARC dikutip dari Arab News, Senin, 15 Mei 2023.
 
Think tank penasehat Kerajaan Saudi Arabia itu mencatat bahwa pertumbuhan permintaan diperkirakan akan berlanjut pada tingkat yang sedikit lebih tinggi dari 1,91 mbpd pada 2024. KAPSARC mencatat bahwa konsumsi minyak Arab Saudi diperkirakan tumbuh masing-masing sebesar 80 ribu bph dan 45 ribu bph pada 2023 dan 2024.

“Kami mengantisipasi bahwa bahan bakar transportasi akan mendorong pertumbuhan permintaan bahan bakar, diikuti oleh bahan bakar yang lebih berat jika pembangunan mega proyek negara dimulai. Mega proyek ini dan target Arab Saudi untuk memiliki 50 persen pembangkit listrik terbarukan dan 50 persen berbahan bakar gas adalah bagian dari Saudi Vision 2030,” tambah KAPSARC

Kenaikan minyak OPEC dan non-OPEC

Menurut laporan tersebut, negara-negara dalam kelompok Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan diperkirakan akan menyaksikan pertumbuhan permintaan minyak dalam setahun yang terbatas sebesar 300 ribu barel per hari pada 2023, sementara negara-negara non-OECD dapat mengalami kenaikan sebesar 84 persen tahun ini. menjadi 154 ribu bpd.
 
Prospek Pasar Minyak KAPSARC menunjukkan bahwa negara-negara OECD akan menyaksikan penurunan keseluruhan dalam pertumbuhan permintaan selama dua kuartal pertama 2023, dengan negara-negara non OECD mencatatkan pertumbuhan tersebut.
 
“Namun, pada paruh kedua 2023, diharapkan negara-negara OECD akan mulai memulihkan sebagian dari permintaan yang hilang, sementara negara-negara non OECD mempertahankan pertumbuhan moderat di Q3 (kuartal ketiga) sebelum menurun di kuartal IV,” tambah KAPSARC dalam laporan tersebut.
 
Lebih lanjut ditunjukkan ketidakpastian saat ini seputar ekonomi global terutama diperkirakan akan berdampak pada negara-negara OECD pada 2023, dengan implikasi yang lebih sedikit pada negara-negara non OECD.
 
Didirikan pada 1961, OECD memiliki 38 negara anggota, termasuk Austria, Yunani, Prancis, Norwegia, AS, dan Kanada.
 
Laporan lebih lanjut mencatat jajak pendapat yang dilakukan oleh KAPSARC telah menemukan 87 persen orang percaya pada kemungkinan resesi global pada 2023, sementara 87 persen lainnya berpendapat bahwa kerusuhan sosial mungkin terjadi jika inflasi terus berlanjut.

Pasokan minyak global

Di sisi pasokan, KAPSARC mengatakan pasokan minyak global diproyeksikan tumbuh sekitar 1,97 mbpd pada 2023, lebih rendah 710 ribu bph dari proyeksi sebelumnya. Sementara itu, pasokan minyak dunia diperkirakan meningkat sebesar 2,45 mbpd pada 2024, lebih tinggi 150 ribu bph dari proyeksi KAPSARC sebelumnya.
 
Sebelumnya pada Oktober 2022, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, telah sepakat untuk memangkas produksi sebesar 2 mbpd, atau sekitar dua persen dari permintaan dunia, dari November hingga akhir 2023.
 
Kemudian dalam langkah mengejutkan di awal April, Arab Saudi dan anggota OPEC+ lainnya mengumumkan pengurangan produksi minyak lebih lanjut sekitar 1,2 mbpd.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan