Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Harga Minyak Dunia Loyo, Parkir di Level USD90/Barel

Ade Hapsari Lestarini • 30 September 2023 09:38
New York: Harga minyak dunia merosot pada hari perdagangan terakhir September. Penurunan ini terjadi di tengah meningkatnya kegelisahan dunia akan menghadapi lonjakan biaya energi dalam beberapa bulan mendatang.
 
Melansir Investing.com, Sabtu, 30 September 2023, secara jangka panjang, harga minyak juga memperoleh keuntungan besar pada bulan dan kuartal, sebagian besar dibantu oleh terbatasnya pasokan Saudi dan Rusia.
 
Minyak mentah West Texas Intermediate atau WTI, yang diperdagangkan di New York untuk pengiriman November ditutup ke USD90,79 per barel, turun 92 sen atau satu persen pada hari itu.

Meskipun WTI turun pada hari itu, namun naik 0,8 persen dalam seminggu, melanjutkan reli dari akhir Agustus setelah jeda satu minggu pada minggu lalu. Untuk bulan ini, patokan minyak mentah AS naik 8,5 persen, menjadikan September sebagai yang terbaik sejak kenaikan Juli sebesar hampir 16 persen.
 
 
Baca juga: Bersiap Hadapi Gejolak Harga Minyak Dunia

Level tertinggi WTI


Periode Juli-September, saat WTI naik 26,5 persen, juga menandai kuartal terbaik untuk patokan AS sejak tiga bulan pertama 2022. Kemudian WTI diperdagangkan setinggi USD130 per barel karena invasi Rusia ke Ukraina membuka jalan bagi sanksi Barat terhadap minyak mentah AS. WTI mencapai level tertinggi dalam 13 bulan di USD95,03 pada 28 September.
 
Sementara brent yang diperdagangkan di London untuk kontrak paling aktif Desember ditutup pada USD92,20 per barel, turun 90 sen atau satu persen. Patokan minyak mentah global naik 0,3 persen dalam seminggu, 6,8 persen dalam sebulan, dan 23 persen dalam kuartal tersebut. Patokan minyak mentah global mencapai level tertinggi dalam 10 bulan di USD95,35 pada 28 September.
 
"Setelah minggu, bulan, dan kuartal yang luar biasa, minyak siap melakukan aksi ambil untung. Pedagang energi dengan cepat menyadari ini bukan waktunya bagi minyak untuk naik di atas level USD100 per barel, jadi mereka dengan hati-hati mengunci sejumlah keuntungan," kata analis di platform perdagangan online Oanda, Ed Moya.
 
Harga minyak telah naik antara USD25 dan USD30 dari posisi terendah Mei di bawah USD64 untuk WTI dan USD72 untuk Brent. Reli ini sebagian besar merupakan respons terhadap penurunan produksi kumulatif setidaknya 1,3 juta barel per hari oleh Arab Saudi dan Rusia.
 
Keduanya mengatakan mereka mencoba untuk menyeimbangkan pasar, meskipun kenyataannya mereka menciptakan defisit pasokan yang sangat besar dibandingkan dengan permintaan yang stagnan sehingga harga tidak punya pilihan selain naik.
 
Saudi, Rusia, dan anggota OPEC+ lainnya akan bertemu lagi minggu depan untuk meninjau dampak pengurangan produksi mereka terhadap pasar dan apa yang harus dilakukan ke depan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan