Kondisi itu menciptakan lingkungan yang menurut para investor dan pembuat kebijakan adalah lahan subur untuk episode ketidakstabilan keuangan. Investor merasakan volatilitas yang luar biasa yang dapat ditimbulkan oleh episode seperti itu bulan lalu, ketika ledakan utang Inggris bergema di seluruh dunia.
Meskipun Bank of England (BoE) turun tangan untuk menstabilkan pasar, namun sejumlah indikator yang diawasi ketat seperti permintaan global untuk dolar AS dan penghindaran risiko di pasar kredit masih menunjukkan peningkatan tekanan keuangan.
Sementara itu, peringatan akan lebih banyak keributan di depan semakin meningkat. Apalagi laporan suram dari Dana Moneter Internasional (IMF) menandai risiko penurunan harga aset yang tidak teratur dan penularan pasar keuangan, dengan Kepala JPMorgan Jamie Dimon memperkirakan resesi yang membayangi.
Baca: Erick Thohir Beri Titah Kimia Farma dan Indofarma Periksa Ulang Seluruh Obat |
Mengutip The Business Times, Minggu, 23 Oktober 2022, Ray Dalio, pendiri Bridgewater, hedge fund terbesar di dunia, mengatakan badai sempurna akan datang untuk ekonomi AS. Kondisi keuangan global, yang mencerminkan ketersediaan pendanaan, menyentuh kondisi terketat sejak 2009 pada akhir September, menurut indeks yang disusun oleh Goldman Sachs.
Manajer Investasi Dana Global Newton Investment Management Suzanne Hutchins mengatakan lingkungan saat ini meningkatkan risiko yang disebut peristiwa angsa hitam, atau kejadian tak terduga yang biasanya memiliki konsekuensi ekstrem.
"Kami tahu pasar cukup tidak likuid saat ini. Ada sejumlah besar pengaruh dalam sistem keuangan dan tarif sekarang jauh lebih tinggi sehingga pasti akan ada beberapa korban di luar sana," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News