Penurunan harga minyak dunia ini ditengarai oleh kekhawatiran konflik yang meluas di Timur Tengah yang dikhawatirkan dapat membatasi pasokan minyak mentah, serta dibayangi oleh memudarnya kekhawatiran permintaan global.
Dikutip dari Yahoo Finance, Selasa, 1 Oktober 2024, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman November, yang berakhir pada Senin, turun 21 sen menjadi USD71,77 per barel. Sementara itu, kontrak Brent yang paling aktif diperdagangkan untuk pengiriman Desember naik 27 sen menjadi USD71,81.
Indeks acuan global mencatatkan penurunan sembilan persen pada September, penurunan bulanan terbesar sejak November 2022, dan setelah jatuh selama tiga bulan berturut-turut, indeks merosot 17 persen pada kuartal ketiga. Ini menjadi kerugian kuartalan terbesar dalam setahun.
Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun satu sen dan ditutup pada harga USD68,17. Harga acuan minyak mentah AS tersebut anjlok tujuh persen di sepanjang September, penurunan bulanan terbesar sejak Oktober 2023. Minyak mentah WTI juga anjlok sebesar 16 persen, penurunan kuartalan terbesar sejak kuartal ketiga 2023.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Brent Naik 0,53% Jadi USD71,89/Barel |
Konflik Timur Tengah diperkirakan meluas
Pada perdagangan Senin, harga minyak didukung oleh kemungkinan Iran, yang merupakan produsen utama dan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), mungkin secara langsung tertarik ke dalam konflik Timur Tengah yang meluas.
Sejak minggu lalu, Israel telah meningkatkan serangan, melancarkan serangan yang menewaskan para pemimpin Hizbullah dan Hamas di Lebanon serta menyerang sasaran-sasaran Houthi di Yaman. Ketiga kelompok tersebut didukung oleh Iran.
Pasar saat ini sedang mempertimbangkan apakah konflik Timur Tengah akan menyebar di kawasan tersebut, kata Tim Snyder, ekonom di Matador Economics.
Di sisi lain, harga minyak bereaksi pelan terhadap pengumuman Beijing minggu lalu tentang langkah-langkah stimulus fiskal di ekonomi terbesar kedua di dunia dan importir minyak utama.
Para pedagang mempertanyakan apakah tindakan tersebut akan cukup untuk mendongkrak permintaan Tiongkok yang lebih lemah dari perkiraan sepanjang tahun ini.
Kekhawatiran mengenai meningkatnya persediaan minyak mentah global juga membebani harga pada bulan ini. Harga minyak anjlok minggu lalu karena adanya laporan Arab Saudi, yang secara de facto merupakan pemimpin OPEC, tengah bersiap untuk meninggalkan target harga tidak resminya sebesar USD100 per barel untuk minyak mentah karena negara itu bersiap untuk meningkatkan produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id