Mengutip data Yahoo Finance, Sabtu, 28 September 2024, harga minyak mentah Brent ditutup naik 38 sen atau 0,53 persen pada USD71,89 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup naik 51 sen atau 0,75 persen pada USD68,18.
Namun demikian secara mingguan, harga minyak mentah Brent mengalami penurunan sekitar tiga persen, sementara WTI turun sekitar lima persen.
Bank sentral Tiongkok pada Jumat menurunkan suku bunga dan menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan, yang bertujuan untuk menarik pertumbuhan ekonomi kembali ke target tahun ini sekitar lima persen.
Lebih banyak langkah fiskal diperkirakan akan diumumkan sebelum hari libur orang Tionghoa yang dimulai pada 1 Oktober setelah pertemuan para pemimpin tinggi Partai Komunis menunjukkan meningkatnya rasa urgensi mengenai meningkatnya hambatan ekonomi.
Baca juga: Minyak Brent Merosot ke USD71/Barel |
OPEC+ tingkatkan produksi 180 ribu barel/hari
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, akan melanjutkan rencana untuk meningkatkan produksi sebesar 180 ribu barel per hari setiap bulan mulai Desember.
Laporan Financial Times pada Rabu mengatakan kenaikan yang direncanakan tersebut disebabkan oleh keputusan Arab Saudi untuk mengabaikan target harga minyak USD100 dan mendapatkan pangsa pasar.
Arab Saudi telah berulang kali membantah menargetkan harga minyak tertentu, dan sumber di kelompok yang lebih luas mengatakan rencana untuk meningkatkan produksi mulai Desember tidak mewakili perubahan besar dari kebijakan yang ada.
Dan lebih banyak barel minyak mentah diperkirakan akan memasuki pasar global, setelah faksi-faksi yang bersaing mengklaim kendali atas Bank Sentral Libya menandatangani perjanjian untuk mengakhiri pertikaian mereka pada hari Kamis.
Perselisihan tersebut telah menyebabkan ekspor minyak mentah turun menjadi 400 ribu barel per hari (bpd) bulan ini dari lebih dari satu juta barel tahun lalu.
Sementara itu, belanja konsumen AS sedikit lebih tinggi pada Agustus sebagai tanda ekonomi terbesar di dunia itu melanjutkan momentumnya pada kuartal ketiga, karena tekanan inflasi yang stabil.
Federal Reserve AS memangkas suku bunga hingga setengah poin persentase minggu lalu, menandai dimulainya apa yang diharapkan menjadi pelonggaran kebijakan moneter yang bertahap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News