Markas WTO di Jenewa. FOTO: AFP/Fabrice COFFRINI
Markas WTO di Jenewa. FOTO: AFP/Fabrice COFFRINI

Sederet Masalah Ini Buat WTO Yakin Ekonomi Dunia Menuju Resesi, Apa Saja?

Angga Bratadharma • 02 Oktober 2022 13:03
Jenewa: Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) meyakini dunia sedang menuju resesi global karena munculnya berbagai krisis dan menyerukan kebijakan radikal untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi. Langkah itu penting dilakukan guna meminimalisir efek negatif yang muncul.
 
Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan perang Rusia di Ukraina, krisis iklim, lonjakan harga pangan, guncangan energi, ditambah dampak pandemi covid-19 menciptakan kondisi untuk terjadinya resesi dunia.
 
"Sekarang kita harus menghadapi apa yang tampak seperti resesi yang akan datang. Saya pikir resesi global. Itu yang menurut saya sedang kita tuju. Tetapi pada saat yang sama, kita harus mulai memikirkan pemulihan. Kami harus memulihkan pertumbuhan," katanya, dilansir dari The Business Times, Minggu, 2 Oktober 2022.

Dia mencatat Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global. Sementara indikator pada angka perdagangan terlihat tidak terlalu bagus.
Baca: Capek Kena Pom-Pom Saham? Simak 3 Cara Ngelesnya: yang Terakhir Paling Sering Bikin Greget!

"Kami mengalami guncangan keamanan, kami memiliki guncangan iklim, kami memiliki guncangan energi, kami memiliki guncangan harga pangan, dan semua ini menghantam negara pada saat yang bersamaan. Jadi kami tidak dapat melakukan bisnis seperti biasa," kata Okonjo-Iweala.
 
Mantan Menteri Keuangan dan Luar Negeri Nigeria itu mengatakan bank sentral berada di posisi yang ketat, dengan sedikit pilihan di depan. "Bank-bank sentral tidak memiliki terlalu banyak pilihan selain memperketat dan menaikkan suku bunga," ucapnya.
 
"Tetapi dampak pada pasar negara berkembang cukup parah, karena mereka juga memperketat kenaikan suku bunga. Tetapi apa yang terjadi di negara-negara maju memengaruhi beban utang mereka, memengaruhi apa yang harus mereka bayar untuk membayar utang, dan memengaruhi pelarian modal dari ekonomi mereka kembali ke negara-negara maju," jelasnya.
 
"Tapi saat ini, saya pikir tidak ada banyak pilihan selain bank sentral bertindak karena inflasi benar-benar memukul orang miskin dengan sangat buruk," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan