Mengutip Antara, Rabu, 28 September 2022, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November bertambah USD2,21 atau 2,6 persen menjadi USD86,27 per barel di London ICE Futures Exchange. Brent jatuh 2,4 persen menjadi USD83,65, terendah sejak Januari di sesi sebelumnya.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk pengiriman November naik USD1,79 atau 2,3 persen, menjadi USD78,5 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah anjlok 2,6 persen menjadi USD76,71 pada Senin, 26 September, level terendah sejak 6 Januari.
Harga mendapat dukungan dari pembatasan pasokan di Teluk Meksiko AS karena Badai Ian memaksa perusahaan-perusahaan minyak di wilayah tersebut untuk mengevakuasi personel dan menutup kegiatan produksi. Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan AS melaporkan sekitar 11 persen produksi minyak dan 8,56 persen produksi gas alam di Teluk telah ditutup.
Baca: Tok! RUU APBN 2023 Dibawa ke Sidang Paripurna, Ini Detailnya |
Pedagang juga menunggu data stok bahan bakar AS karena Badan Informasi Energi akan merilis laporan status minyak mingguannya pada Rabu. Para analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan pasokan minyak mentah komersial AS menunjukkan kenaikan 400 ribu barel untuk pekan yang berakhir 23 September.
Harga minyak juga mendapat dukungan dari ekspektasi para analis kemungkinan pengurangan pasokan dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+), yang akan bertemu untuk menetapkan kebijakan pada 5 Oktober.
Dolar AS yang turun dari level tertinggi 20 tahun, juga membantu mendukung minyak. Dolar yang kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News