Melansir Xinhua, Jumat, 17 Juni 2022, indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 741,46 poin atau 2,42 persen menjadi 29.927,07, menandai pertama kalinya indeks diperdagangkan di bawah ambang batas 30.000 sejak Januari 2021.
Sementara itu, indeks S&P 500 turun 123,22 poin atau 3,25 persen menjadi 3.666,77. Indeks Komposit Nasdaq turun 453,05 poin atau 4,08 persen menjadi 10.646,10.
Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir merah, dengan sektor energi dan konsumen masing-masing turun 5,58 persen dan 4,76 persen, memimpin penurunan.
Aksi jual besar-besaran terjadi karena investor semakin khawatir pengetatan kebijakan agresif Federal Reserve dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi.
Baca juga: Tak Disadari, Ekonomi AS Mungkin Sudah Resesi
The Fed pada Rabu menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin, kenaikan suku bunga paling tajam sejak 1994, membawa kisaran target suku bunga dana federal menjadi 1,5 hingga 1,75 persen.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan langkah tersebut dapat diikuti oleh kenaikan lain sebesar itu pada Juli, atau kenaikan setengah poin. Sementara itu, proyeksi ekonomi terbaru Fed menunjukkan kemungkinan perlambatan ekonomi.
"Respons cepat The Fed dengan kenaikan 75 bps adalah tanda ia bermaksud untuk memenangkan kembali kredibilitasnya dalam memerangi inflasi pada risiko resesi yang lebih tinggi," kata analis di UBS dalam sebuah catatan.
Di bidang ekonomi, Departemen Perdagangan AS mengatakan konstruksi yang dimulai pada rumah baru AS turun 14,4 persen pada Mei. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan penurunan 2,6 persen.
Departemen Tenaga Kerja melaporkan, klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 3.000 menjadi 229 ribu untuk pekan yang berakhir 11 Juni. Angka tersebut tetap mendekati level tertinggi lima bulan dan lebih tinggi dari angka 220 ribu yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News