Wallstreet. Foto : AFP.
Wallstreet. Foto : AFP.

Gegara Ini Laju Wall Street Tertahan

Arif Wicaksono • 25 April 2024 08:54
New York: Bursa saham Amerika Serikat (AS) melandai pada perdagangan kemarin (Rabu WIB). Investor menghadapi tingginya yield treasury AS yang menghambat aksi beli investor di pasar saham.
 
baca juga:  Didukung Data Manufaktur S&P, Wall Street Menguat

Indeks komposit S&P 500 menambah kenaikan 0,02 persen menjadi 5.071,63. Indeks komposit Dow Jones Industrial Average turun 42,77 poin atau 0,11 persen menjadi 38.460,92. Nasdaq Composite naik tipis 0,1 persen untuk menyelesaikan sesi di 15.712,75.
 
Wall Street didorong laju Tesla yang naik 12 persen setelah perusahaan mengumumkan dorongan baru ke model kendaraan listrik yang low budget.
 
Kemudian saham Boeing berbalik lebih rendah dengan ditutup melemah sebesar 2,9 persen. Meski begitu, pendapatan perusahaan sejauh ini melampaui perkiraan Wall Street.

Menurut data FactSet, lebih dari 25 persen perusahaan di S&P 500 telah melaporkan pendapatannya sejauh ini. Dari perusahaan-perusahaan tersebut, 79 persen telah melampaui perkiraan pendapatan.
 
"Secara keseluruhan, ini semua merupakan pertanda baik," kata Manajer Portofolio Senior di Wealth Enhancement Group Ayako Yoshioka, dilansir CNBC International, Kamis, 25 April 2024.

Tekanan imbal hasil Treasury AS

Pasar saham tertekan kenaikan imbal hasil Treasury naik, menekan saham. Pada titik tertingginya hari ini, imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan mencapai 4,67 persen sedangkan tingkat obligasi dua tahun melampaui 4,95 persen.
 
Pergerakan tersebut terjadi menjelang rilis data ekonomi utama AS. Angka PDB kuartal pertama akan dirilis Kamis pagi, sedangkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti - ukuran inflasi Federal Reserve akan dirilis Jumat.
 
Investor khawatir inflasi tidak akan mereda secepat yang diantisipasi, sehingga meningkatkan kekhawatiran The Fed mungkin tidak akan menurunkan suku bunganya.
 
Sementara itu sejumlah ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan perekonomian tumbuh pada laju tahunan sebesar 2,4 persen pada kuartal pertama.
 
Mengenai inflasi, ekspektasinya adalah indeks PCE semua item, yang disebut sebagai pembacaan inti yang digunakan oleh para pembuat kebijakan sebagai ukuran tren jangka panjang yang lebih baik, naik 2,6 persen dari tahun lalu, atau 2,7 persen jika tidak termasuk makanan dan energi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan