"Kami tidak dalam resesi. Klaim pengangguran tetap pada titik terendah dalam sejarah. Ekonomi sedang tumbuh. Hal ini kuat. Itu menciptakan lapangan kerja," katanya, dilansir dari The Business Times, Rabu, 9 November 2022.
Sedangkan jajak pendapat para ekonom Reuters menunjukkan ekonomi global mendekati resesi dan beberapa CEO AS, termasuk Goldman Sachs, baru-baru ini menyatakan kekhawatiran AS dapat juga mengarah ke resesi tahun depan.
"Kami tidak ada pertemuan atau apapun yang terjadi seperti itu dalam mempersiapkan resesi karena lihat, apa yang kami lihat sekarang adalah pasar tenaga kerja yang kuat," kata Sekretaris Pers Karine Jean-Pierre.
Baca: Bank Sentral Australia Naikkan Suku Bunga, Pengetatan Bakal Terus Dilanjutkan |
Sementara itu, Federal Reserve AS memutuskan untuk menaikkan suku bunga tiga perempat poin keempat berturut-turut di tengah inflasi terburuk dalam empat dekade. The Fed menaikkan suku bunga pinjaman jangka pendek sebesar 0,75 poin persentase ke level tertinggi sejak Januari 2008.
"The Fed akan memperhitungkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, kelambatan yang memengaruhi aktivitas ekonomi dan inflasi, serta perkembangan ekonomi dan keuangan," ungkap sebuah pernyataan.
Kenaikan suku bunga diperkirakan mengurangi dompet konsumen, membuatnya lebih mahal bagi orang Amerika untuk melunasi utang atau mendapatkan hipotek. Indeks harga konsumen yang diamati secara luas menunjukkan pada September, inflasi turun sedikit menjadi 8,2 persen pada skala tahunan, tetapi naik sebesar 0,4 persen bulan ke bulan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News