"Sebagai dua penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia dan investor terbesar dalam energi terbarukan, kami memiliki tanggung jawab bersama dan kemampuan untuk memimpin," kata Yellen, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 10 Juli 2023.
Dirinya menggarisbawahi bidang utama kerja sama meskipun hubungan bilateral yang tegang. "Perubahan iklim berada di urutan teratas dalam daftar tantangan global, dan Amerika Serikat serta Tiongkok harus bekerja sama untuk mengatasi ancaman eksistensial ini," tuturnya.
Ia mengatakan pendanaan iklim harus ditargetkan secara efisien dan efektif. Dirinya juga menekan Tiongkok untuk mendukung lembaga multilateral yang ada seperti Dana Iklim Hijau, sambil mendesak keterlibatan sektor swasta dalam transisi menuju net zero.
Baca: Demi Keberlanjutan, Laut RI Butuh Intervensi Pemerintah |
"Kedua ekonomi kita berusaha untuk mendukung mitra di pasar negara berkembang saat mereka berusaha untuk memenuhi tujuan iklim mereka, dan saya yakin kerja sama AS-Tiongkok yang berkelanjutan dalam pendanaan iklim sangat penting," ucapnya.
Tiongkok pada tahun lalu secara singkat mengatakan pihaknya menangguhkan pembicaraan tentang iklim setelah Nancy Pelosi, Ketua DPR saat itu, mengunjungi Taiwan -negara demokrasi mandiri yang diklaim oleh Beijing.
Tetapi ada tanda-tanda pembicaraan dapat segera dimulai kembali, dengan utusan AS John Kerry akan melakukan perjalanan ke Tiongkok guna membahas kerja sama dalam perubahan iklim, kata seorang pejabat AS.
Selain bekerja sama dalam iklim, Yellen mengatakan dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang, penting juga bagi Washington dan Beijing untuk berkomunikasi secara erat mengenai urusan ekonomi dan keuangan global sambil melakukan upaya bersama dalam menghadapi tantangan internasional seperti kesulitan utang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News