Dikutip dari Investing,com, Sabtu, 3 Agustus 2024, laju emas dunia acuan XAU/USD ditutup melemah 0,15 persen dengan berada pada level USD2.442 per ons pada penutupan perdagangan Jumat, 2 Agustus 2024. Emas dunia sudah naik 26,78 persen dalam setahun. Emas dunia terkoreksi setelah menyentuh level tertingginya di USD 2.483 per ons.
baca juga: Habis Cetak Rekor, Harga Emas Dunia Kini Terjun Bebas |
Analisis Dupoin Indonesia Andrew Fischer menunjukkan pasar ini sedang dalam kondisi volatile, dengan fluktuasi harga yang cukup tajam. Meskipun sempat naik, harga emas kembali turun, menunjukkan tanda-tanda perubahan arah tren yang cenderung menurun. Fokus investor hari ini adalah pada laporan Non Farm Payroll (NFP) terbaru.
Menurut Fischer, volatilitas pasar emas saat ini disebabkan oleh perubahan arah tren yang terlihat dari analisis teknikal. Tren harga emas yang sebelumnya meningkat kini menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk berita NFP yang akan dirilis, dan USD diprediksi akan menguat.
Laporan NFP merupakan indikator penting kesehatan ekonomi AS dan dapat mempengaruhi kebijakan moneter Federal Reserve. Prediksi menunjukkan bahwa data penggajian ini akan kuat, yang berarti ekonomi AS masih berada dalam jalur pertumbuhan yang stabil.
Dikutip dari Investing, Sabtu 3 Agustus 2024, data NFP paman sam untuk Juli 2024 mencapai 114.000 atau dibawah prediksi sebesar 176.000. Angka ini juga dibawah data NFP Juni yang mencapai sebesar 206.000.
Sementara itu, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa suku bunga dapat dipotong paling cepat pada bulan September jika ekonomi AS mengikuti jalur yang diharapkan.
Emas, yang secara tradisional dikenal sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik dan ekonomi, cenderung tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah. Namun, kondisi saat ini menunjukkan bahwa pasar emas masih belum stabil.
fluktuasi pasar emas dunia
Di sisi lain, permintaan fisik emas di Asia dan pembelian bank sentral juga mempengaruhi harga emas. Bank sentral Tiongkok, yang merupakan pembeli emas sektor resmi terbesar pada tahun 2023, telah menahan diri dari pembelian emas untuk cadangannya selama dua bulan berturut-turut pada bulan Juni. Hal ini menunjukkan adanya ketidakpastian di pasar emas, yang turut berkontribusi pada volatilitas harga.Secara keseluruhan, pandangan Fischer menunjukkan bahwa, pasar emas cenderung akan mengalami penurunan dalam waktu dekat. Volatilitas pasar yang tinggi, penguatan USD, dan data ekonomi yang kuat dari AS menjadi faktor utama dalam tren ini. Meskipun ada potensi kenaikan harga jika kondisi ekonomi global memburuk atau jika terjadi ketegangan geopolitik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News