Melansir Yahoo Finance, Jumat, 2 Agustus 2024, harga emas spot turun sekitar 0,4 persen menjadi USD2.438,32 per ons, setelah mencapai harga tertinggi sejak 18 Juli di awal sesi. Harga emas berjangka AS ditutup 0,3 persen lebih tinggi pada USD2.480,8.
Di sisi lain, dolar AS menguat hingga 0,3 persen setelah jatuh pada hari sebelumnya karena bank sentral terus mengguncang pasar mata uang.
Sementara Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga tetap pada pertemuan kebijakannya pada Rabu, Ketua Jerome Powell mengatakan suku bunga dapat dipotong paling cepat pada September jika ekonomi AS mengikuti jalur yang diharapkan.
"Pasar sepenuhnya berpandangan akan mengalami pemangkasan suku bunga pada September dan ada sejumlah orang di pasar yang mendiskusikan kemungkinan pemangkasan sebesar 50 basis poin dari Federal Reserve," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Baca juga: Wuzz! Harga Emas Antam Meroket Rp21 Ribu/Gram |
Emas diburu di tengah gejolak geopolitik
Emas batangan, yang secara tradisional dikenal sebagai lindung nilai yang disukai terhadap risiko geopolitik dan ekonomi, cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah.
Pedagang sekarang menunggu laporan penggajian AS hari Jumat untuk petunjuk lebih lanjut tentang jalur kebijakan Fed. Pada saat yang sama, pembelian bank sentral dan permintaan fisik di Asia masih lesu.
"Jadi saat ini pasar emas tidak berjalan dengan baik tetapi pada titik tertentu, kami menduga hal itu akan terjadi. Permintaan emas bank sentral akan tetap tinggi pada 2024/2025 meskipun tidak ada laporan pembelian emas PBOC pada Mei dan Juni," tulis analis di Citi dalam sebuah catatan.
Bank sentral Tiongkok, pembeli emas sektor resmi terbesar pada 2023, menahan diri dari pembelian emas untuk cadangannya untuk bulan kedua berturut-turut pada Juni.
Adapun, harga perak spot turun 2,4 persen menjadi USD28,33, platinum turun 1,3 persen menjadi USD963,05, paladium turun 2,2 persen menjadi USD904,71.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News