Wakil Direktur Pelaksana IMF Kenji dalam Joint Conference IMF-JICA. Foto: dok IMF.
Wakil Direktur Pelaksana IMF Kenji dalam Joint Conference IMF-JICA. Foto: dok IMF.

Menkeu-Gubernur Bank Sentral Kumpul di Jepang, Bahas Apa Sih?

Husen Miftahudin • 16 Februari 2023 12:16
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu), Gubernur Bank Sentral negara-negara Asia Pasifik, pejabat Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), serta Badan Kerja Sama Internasional Jepang atau Japan International Cooperation Agency (JICA) berkumpul di Jepang dalam rangka Joint Conference IMF-JICA.
 
Konferensi bersama yang diselenggarakan pada 14 Februari 2023 di Tokyo, Jepang, itu bertujuan utama untuk bertukar pandangan mengenai perkembangan terkini pascapandemi.
 
Konferensi tersebut berfokus pada dua tema utama, yakni terkait dengan kemunduran ekonomi sebagai dampak pandemi dan langkah kebijakan fiskal selama tahap pemulihan serta peran kebijakan fiskal dalam mengatasi tantangan perubahan iklim dan memastikan pergeseran ke perekonomian yang lebih tangguh.


Ekonomi global masih terguncang


Dalam sambutannya pada Joint Conference IMF-JICA, Wakil Direktur Pelaksana IMF Kenji Okamura mengaku kaget terhadap cepatnya perubahan yang terjadi dalam tiga tahun terakhir. Dalam pertemuan terakhir konferensi bersama IMF-JICA pada Februari 2020, dunia masih baik-baik saja. Itu karena belum merebaknya pandemi covid-19.

"Tiga tahun kemudian, komunitas global menghadapi banyak sekali tantangan. Ini termasuk guncangan dari pandemi, perang Rusia di Ukraina, dan inflasi, yang mendorong krisis biaya hidup," ungkapnya dikutip dari laman resmi IMF, Kamis, 16 Februari 2023.
 
Menurut Okamura, 2022 menjadi tahun yang paling sulit bagi perekonomian dunia, dan akan berlanjut pada tahun ini. Namun prospeknya tidak sesuram perkiraan IMF yang dirilis Oktober 2022 lalu. Meskipun, ini menjadi titik terendah dalam sejarah pertumbuhan ekonomi global.
 
Dalam proyeksi terbaru mereka, IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk 2022, dari 3,2 persen (proyeksi Oktober 2022) menjadi 3,4 persen (proyeksi terbaru). Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi global 2023, dari 2,7 persen menjadi 2,9 persen.


Secercah harapan dari Asia


Okamura mengakui, dunia kini bergantung pada pemulihan ekonomi negara-negara Asia. IMF bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia akan meningkat tahun ini, didorong oleh pembukaan kembali pembatasan di Tiongkok.
 
Namun di sisi lain, dunia dan Asia juga tengah menghadapi risiko penurunan yang signifikan jika pembukaan kembali pembatasan di Tiongkok terhenti, inflasi yang tetap tinggi dari yang diharapkan, perang Rusia di Ukraina yang terus meningkat.
 
Selain itu, fragmentasi geo-ekonomi juga mengancam kerja sama multilateral, tepat pada saat dibutuhkan. Terutama pada isu-isu global yang mendesak seperti utang dan perubahan iklim.
 
"Kami juga menghadapi tantangan fiskal baru di tengah utang publik yang tinggi dan ruang anggaran yang terbatas. Pengeluaran sosial yang diperluas sangat penting untuk membantu keluarga yang rentan melalui pandemi. Tapi sekarang harus berkelanjutan," tegasnya.
 
Baca juga: Ini Pertumbuhan Ekonomi 7 Negara Asia Tenggara, Indonesia Urutan Berapa?


Upaya pemulihan ekonomi dunia


Kabar baiknya, sebut Okamura, para pembuat kebijakan fiskal berupaya mengatasi tantangan-tantangan itu sehingga muncul secercah harapan dari pemulihan ekonomi dunia.
 
Adapun upaya yang dilakukan para pembuat kebijakan, pertama, mengarahkan kembali pengeluaran fiskal dan perumusan anggaran untuk mengatasi tantangan struktural seperti perubahan iklim dan transformasi digital.
 
"Ini akan membantu mengurangi efek luka akibat pandemi dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," terang dia.
 
Kedua, sambungnya, dunia dapat memastikan bahwa kebijakan fiskal dan kerangka anggaran konsisten dengan kesinambungan fiskal jangka panjang, sehingga memungkinkan pemerintah melindungi orang-orang yang rentan, sambil melakukan investasi jangka panjang yang sangat dibutuhkan.
 
Okamura berharap konferensi bersama IMF-JICA dapat mendorong kerja sama internasional lebih lanjut mengenai isu-isu penting tersebut, baik di kawasan maupun secara global.
 
Selain itu, konferensi bersama ini juga diharapkan dapat mengidentifikasi strategi fiskal terbaik yang akan membantu memulai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
 
"Tiga tahun lalu, dunia bersatu saat pandemi melanda. Hari ini, kita harus memperbaharui semangat kerja sama untuk menemukan jalan ke depan," tutup Okamura.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan