Mengutip Channel News Asia, Minggu, 2 Oktober 2022, dalam pidatonya kepada para pemimpin bisnis di Osaka, Jepang barat, Kuroda menambahkan, inflasi konsumen inti Jepang diperkirakan turun di bawah target dua persen Bank of Japan pada tahun depan.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pergerakan mata uang yang cepat tidak diinginkan karena akan berdampak negatif pada perekonomian. "BoJ siap untuk mengambil berbagai langkah pelonggaran moneter tanpa ragu-ragu jika risiko terhadap ekonomi Jepang terwujud," kata Kuroda.
Sebelumnya, BoJ memutuskan mempertahankan suku bunga sangat rendah dan berjanji untuk menahannya guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal itu dilakukan sebagai upaya melawan gelombang pengetatan moneter global oleh bank sentral yang berjuang untuk mengendalikan inflasi yang melonjak.
Baca: Lesunya Permintaan Minyak, Goldman Pangkas Prediksi Harga Minyak di 2023 |
Kuroda menekankan perlunya menjaga kebijakan moneter sangat longgar di masa mendatang dengan pemulihan ekonomi Jepang yang masih rapuh. Selain itu, karena ada pertumbuhan upah yang tidak cukup cepat untuk membuat inflasi baru-baru ini berkelanjutan.
"Sama sekali tidak ada perubahan pada sikap kami untuk mempertahankan kebijakan moneter yang mudah untuk saat ini. Kami tidak akan menaikkan suku bunga untuk beberapa waktu," pungkas Kuroda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News