Wallstreet. Foto : AFP.
Wallstreet. Foto : AFP.

Bursa AS Melemah Hadapi Memanasnya Situasi Laut Merah

Arif Wicaksono • 17 Januari 2024 08:14
New York: Bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak melemah pada penutupan perdagangan kemarin. Pelemahan ini karena kondisi geopolitik di Laut Merah bisa membuat The Fed menahan suku bunga AS.
 
Melansir Investing.com, Rabu, 17 Januari 2024, laju Indeks Komposit S&P500 melemah 0,37 persen. Indeks Komposit Nasdaq melemah 0,19 persen. Kemudian indeks Komposit Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,62 persen.
 
baca juga: Saham AS Berakhir Bervariasi, Ini Penyebabnya

Saham-saham yang berhasil naik adalah Walt Disney, Verizon Communication, Home Depot Inc, dan Goldman Sachs. Sementara itu saham Boeing Co, Nike Inc, Chevron Corp, Moderna Inc, PayPal serta First Solar Inc melemah.
 
Pasar saham melemah setelah usai imbal hasil treasury AS naik. Ini terjadi setelah komentar Fed mengindikasikan bank sentral akan menurunkan suku bunga pada tingkat lebih lambat dari yang diperkirakan pasar.

Imbal hasil treasury AS 10 tahun naik hampir 12 basis poin menjadi 4,066 persen. Harga telah berada di sekitar angka empat persen selama sebagian besar minggu lalu. Imbal hasil treasury AS dua tahun naik sekitar 10 basis poin diperdagangkan pada 4,228 persen.

Kondisi geopolitik mempersulit potensi penurunan suku bunga

Potensi penurunan suku bunga The Fed semakin sulit dengan kondisi geopolitik seperti meningkatnya ketegangan global dan kekeringan saluran air. Menurut Ahli Strategi di Macquarie, ketegangan geopolitik dan kekeringan yang mengeringkan jalur perdagangan utama dapat menyebabkan inflasi di atas dua persen, sehingga memaksa The Fed untuk menghindari penurunan suku bunga yang besar.
 
"Perang dan perubahan iklim menjadi risiko utama terhadap pandangan The Fed melakukan pemotongan secara agresif," tulis analis yang dipimpin oleh Thierry Wizman dalam sebuah catatan, dilansir Business Insider, Selasa, 16 Januari 2024.

Gangguan arus barang

Arus barang terhenti di tengah meningkatnya serangan di Laut Merah dari pemberontak Houthi, sementara Terusan Panama masih terlalu kering untuk mengangkut banyak kapal. Hal ini mengundang kilas balik guncangan pasokan di era pandemi.
 
"(Gangguan) tersebut dapat mencegah penurunan imbal hasil dan titik impas, dan menyebabkan pelonggaran The Fed menjadi kurang intens," ujar Wizman.
 
Pada dasarnya, mengangkut kargo melintasi perairan Timur Tengah menjadi lebih mahal. Indeks Kontainer Dunia Drewry yang melacak biaya peti kemas menunjukkan harga telah melonjak lebih dari 122 persen  sejak awal Desember.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan