Melansir Xinhua, Kamis, 21 Maret 2024, indeks Dow Jones Industrial Average naik 401,37 poin, atau 1,03 persen, menjadi 39.512,13, mencapai rekor tertinggi.
S&P 500 bertambah 46,11 poin, atau 0,89 persen, menjadi 5.224,62. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 202,62 poin, atau 1,25 persen, menjadi 16.369,41.
Pada akhir pertemuan dua hari mereka pada hari Rabu, para gubernur bank sentral memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen.
Baca juga: Wall Street Ditutup Kuat, Investor Fokus Hasil Pertemuan The Fed |
Keputusan ini telah diantisipasi secara luas dan mempertahankan biaya pinjaman pada level tertinggi dalam sekitar 23 tahun terakhir.
Selain itu, para pejabat mempresentasikan perkiraan yang mengindikasikan tiga penurunan suku bunga yang diperkirakan akan terjadi pada 2024, selaras dengan pandangan mereka sebelumnya dari Desember.
"Komite tidak memperkirakan akan tepat untuk menurunkan kisaran target sampai mendapatkan keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju dua persen," kata The Fed dalam sebuah pernyataan.
Masih ada ruang turunkan suku bunga
Selain itu, Powell menegaskan kembali, para pembuat kebijakan masih berniat untuk menurunkan suku bunga sebelum akhir tahun ini, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi terus berlanjut."Kami percaya suku bunga kebijakan kami kemungkinan berada di puncaknya untuk jenis siklus ini, dan jika ekonomi berkembang secara luas seperti yang diharapkan, kemungkinan akan tepat untuk mulai mengurangi pengetatan kebijakan pada suatu saat di tahun ini," jelas Powell.
Sebelum pertemuan tersebut, beberapa investor khawatir bahwa serangkaian laporan inflasi yang tinggi baru-baru ini dapat menyebabkan penurunan suku bunga yang lebih sedikit daripada yang diperkirakan pasar, karena indikator utama inflasi, termasuk indeks harga konsumen dan pengeluaran konsumsi pribadi, meningkat pada bulan Januari dan Februari.
Menurut Powell, data ini mendukung pandangan inflasi mengikuti tren penurunan non-linear.
"Saya pikir data-data tersebut belum benar-benar mengubah cerita keseluruhan, yaitu inflasi bergerak turun secara bertahap di jalan yang terkadang bergelombang menuju dua persen," kata Powell.
"Kami tidak akan bereaksi berlebihan terhadap data dua bulan ini, dan kami juga tidak akan mengabaikannya," sambung Powell.
Dia juga menunjukkan kekuatan yang terus berlanjut di pasar tenaga kerja tidak akan menjadi alasan untuk menunda penurunan suku bunga.
Powell dan bank sentral berdiri teguh dalam menanggapi inflasi yang terus berlanjut, seperti yang dikatakan oleh David Russell, kepala strategi pasar global TradeStation. Russell juga menyebutkan bahwa ekspektasi penurunan suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini dipandang positif.
"Kami mengalami beberapa lonjakan inflasi tahun ini, tetapi Jerome Powell tidak berkedip. Para investor merasa lega melihat tiga kali pemangkasan tetap berada dalam dot plot, mendukung pasar dan risk appetite," ujar Russell.
"Reaksi pasar langsung adalah kelegaan yang kami harapkan. Para investor khawatir bahwa the Fed akan mundur dari penurunan suku bunga tahun ini, sehingga mempertahankan tiga penurunan suku bunga secara alami mendorong saham-saham lebih tinggi dan imbal hasil obligasi lebih rendah," ujar Bryce Doty, seorang manajer portofolio di Sit Investment Associates.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News