baca juga: Gedung Putih: Biden Siap Temui Xi Jinping di KTT APEC |
Melansir Channel News Asia, Rabu, 15 November 2023, Survei Kamar Dagang Tiongkok untuk UE, yang dilakukan oleh konsultan Roland Berger, mengukur pandangan 180 perusahaan Tiongkok di UE, termasuk perusahaan telekomunikasi dan telepon pintar Huawei dan ZTE, pembuat kendaraan listrik BYD, COSCO Shipping, dan bank-bank terbesar Tiongkok.
Peringkat keseluruhan mereka mengenai lingkungan bisnis UE turun selama empat tahun berturut-turut, dengan pandangan terhadap lanskap politik mengalami penurunan paling tajam. Sekitar 72 persen responden mengatakan operasi bisnis mereka terkena dampak negatif dari strategi UE terhadap pemasok semikonduktor dan telekomunikasi.
Perusahaan Tiongkok mengalami pengaruh upaya Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungan pada negara Tirai Bambu itu terutama untuk mineral dan produk yang diperlukan untuk transisi ramah lingkungan dan digital.
Sebagai tindakan balasan, Tiongkok yang memproses hampir 90 persen unsur tanah jarang dan 60 persen litium secara global telah mengumumkan pembatasan ekspor untuk bahan-bahan penting lainnya seperti galium, germanium, dan grafit.
UE tidak adil
Sejumlah perusahaan Tiongkok merasa UE menjadi lebih tidak adil dalam hal akses pasar tunggal, tarif impor, peluang pengadaan publik, dan pengawasan terhadap investasi. UE juga sedang mempertimbangkan kemungkinan tarif terhadap kendaraan listrik Tiongkok.Namun, terlepas dari tantangan-tantangan ini, 83 persen perusahaan yang disurvei mengatakan mereka masih percaya pada pasar UE dan akan terus memperluas investasinya.
Sehubungan dengan transisi UE menuju ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan digital. Sebagian besar perusahaan menyatakan optimisme kerja sama dan kolaborasi teknologi Tiongkok dan UE akan semakin intensif di tahun-tahun mendatang.
Sekitar 90 persen menjawab mereka melihat lebih banyak peluang dibandingkan tantangan di bidang hijau dan digital. Laporan tersebut juga mencatat perdagangan bilateral terus tumbuh mencapai 857 miliar euro (USD917 miliar) pada 2022. Kondisi ini menjadikan UE dan Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar kedua.
UE mengatakan pihaknya menginginkan hubungan yang lebih seimbang dengan Tiongkok dan defisit perdagangannya sekitar 400 miliar euro sebagian disebabkan oleh pembatasan Tiongkok terhadap perusahaan-perusahaan Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News