Presiden Bank Dunia David Malpass. Foto: dok AFP/BRENDAN SMIALOWSKI.
Presiden Bank Dunia David Malpass. Foto: dok AFP/BRENDAN SMIALOWSKI.

Wah.. Pengunduran Diri Bos Bank Dunia Disambut Suka Cita, Kenapa?

Husen Miftahudin • 17 Februari 2023 16:02
Washington: Pengunduran diri Presiden Bank Dunia David Malpass disambut suka cita para pakar iklim dan aktivis perubahan iklim. Langkah tersebut dinilai akan membuka era baru untuk mendanai pergeseran global ke ekonomi rendah karbon.
 
Malpass, yang ditunjuk Donald Trump pada 2019, telah menghadapi seruan untuk mundur setelah serangkaian kesalahan langkahnya, termasuk keengganannya dalam investasi hijau. Kepergian Malpass akan berlangsung pada 30 Juni 2023, untuk memberikan waktu untuk menemukan penggantinya.
 
Dikutip dari The Guardian, para ahli mengatakan bahwa kepergian Malpass menandai reformasi secara besar-besaran bagi industri perbankan dan lembaga jasa keuangan secara keseluruhan agar lebih fokus pada krisis iklim.

"Umat manusia membutuhkan kepala Bank Dunia untuk sepenuhnya mengenali dan secara kreatif menanggapi bahaya yang mengancam peradaban yang ditimbulkan oleh krisis iklim. Saya sangat senang mendengar kepemimpinan baru akan datang. Ini harus menjadi langkah pertama menuju reformasi sejati yang menempatkan krisis iklim sebagai pusat pekerjaan bank," kata mantan Wakil Presiden AS Albert Arnold Gore Jr.


Pendanaan perubahan iklim sedikit


Langkah dan kebijakan yang diterapkan Malpass dianggap membuat negara-negara berkembang semakin frustasi. Ini karena kesediaan dana dari Bank Dunia semakin terkikis untuk mengejar energi bersih dan untuk membantu negara-negara berkembang dalam beradaptasi dengan dampak cuaca ekstrem.
 
Negara-negara pendonor juga menggerutu dan mendorong reformasi. Mereka bahkan tidak sabar dengan lambatnya kemajuan Bank Dunia di bawah kepemimpinan Malpass dalam memberikan rencana iklim yang komprehensif.
 
"Kepergian Malpass memungkinkan Bank Dunia menekan tombol reset dan akhirnya berkomitmen pada kepemimpinan yang dibutuhkan dalam ruang pendanaan iklim. Dunia membutuhkan pendanaan iklim yang lebih banyak dan lebih baik untuk memenuhi skala krisis iklim dan kebutuhan negara-negara berkembang. Dengan kepemimpinan baru, Bank Dunia sekarang perlu berkembang pesat, seperti yang didorong oleh banyak negara," ucap Direktur Strategis untuk Iklim di Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam AS Jake Schmidt.
 
Bank Dunia terus-terusan dikritik karena kesediaan mengeluarkan dana pengendalian perubahan iklim yang terlalu kecil, tidak terfokus, tidak tepat sasaran, serta sulit diakses negara-negara miskin.
 
Bank Dunia di sisi lain juga malah terus mendanai proyek bahan bakar fosil, meski mengklaim akan menghentikannya. Menurut data yang diterbitkan tahun lalu, Bank Dunia telah menyediakan dana sebanyak USD15 miliar untuk proyek bahan bakar fosil sejak perjanjian Paris ditandatangani pada 2015.
 
Baca juga: Ribut sama Gedung Putih, Bos Bank Dunia Resign Lebih Awal


Harapan reformasi Bank Dunia


Salah satunya Barbados, negara kecil dengan gugusan kepulauan yang memiliki risiko paling parah akibat krisis iklim. Para pemimpin negara-negara maju di dunia pun mendukung Barbados untuk mendapatkan dana dalam mengatasi perubahan iklim.
 
Sayangnya, Barbados hanya mendapatkan dana pendanaan iklim sebesar USD32 miliar dari Malpass. Jumlah dana itu pun langsung dicemooh karena jauh dari ratusan miliar dan bahkan triliunan yang dibutuhkan untuk transisi hijau.
 
Karena itu, para pemimpin dunia berharap bos baru Bank Dunia nantinya bisa berpihak pada pendanaan yang lebih besar untuk memitigasi perubahan iklim. Beberapa negara berkembang juga ingin melihat reformasi Bank Dunia dari bos anyar.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan