Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Pulih, Harga Minyak Dunia Melesat 3%

Husen Miftahudin • 08 Agustus 2024 09:13
Houston: Harga minyak dunia menguat tajam pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB), usai melemah dalam beberapa hari. Penguatan ini ditopang sentimen ketegangan di Timur Tengah dan laporan yang menunjukkan penurunan persediaan minyak Amerika Serikat (AS) pekan lalu.
 
Melansir Investing.com, Kamis, 8 Agustus 2024, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent naik signifikan 3,21 persen secara harian ke USD78,55 per barel. Sedangkan minyak mentah jenis WTI menguat 3,63 persen ke level USD75,42 per barel. Kendati rebound, dua kontrak berjangka tersebut masih cenderung melemah sejak awal Juli lalu.
 
Kenaikan minyak terjadi di tengah ketegangan tinggi di Timur Tengah, seiring Iran diperkirakan akan membalas terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Tehran pekan lalu.
 
The Washington Post melaporkan Pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang memindahkan aset angkatan laut tambahan lebih dekat ke Israel untuk melindungi negara tersebut dari serangan yang diproyeksikan akan segera terjadi.
 
"Minyak mentah berusaha untuk konsolidasi setelah jatuh ke titik terendah dalam tujuh bulan, dengan level support pada Brent di sekitar USD75 tetap bertahan di tengah kekhawatiran pasokan dan pemulihan pasar," tulis Saxo Bank dalam laporan mereka.
 
"Kekhawatiran yang meningkat tentang gangguan pasokan berasal dari ketegangan yang memburuk di Timur Tengah, terutama ancaman Iran terhadap Israel dan AS," kata Saxo Bank.
 
Baca juga: Habis Ngasih Diskon Gede-gedean, Harga Minyak Dunia Berbalik Menguat
 

Stok minyak AS turun 3,7 juta barel

 
Dalam survei mingguan, Administrasi Informasi Energi (EIA) melaporkan persediaan minyak AS turun sebanyak 3,7 juta barel pekan lalu, jauh melebihi perkiraan konsensus untuk penurunan sebesar 0,7 juta barel, menurut analis yang disurvei oleh Reuters.
 
Penurunan ini bertentangan dengan laporan survei American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa yang melaporkan persediaan minyak AS naik sebesar 0,18 juta barel pekan lalu.
 
Permintaan yang lemah dari Tiongkok, sebagai importir minyak nomor satu, telah menahan harga minyak. Data ekonomi menunjukkan impor minyak negara tersebut pada Juni rata-rata 9,97 juta barel per hari, tiga persen di bawah tingkat Juni 2023.
 
"Meski penurunan permintaan akibat covid-19 belum sepenuhnya pulih, impor minyak tahun ini mengecewakan," tulis ANZ Bank.
 
"Namun, harga minyak yang lebih rendah dan kemungkinan pemulihan tingkat operasi kilang dapat meningkatkan impor minyak mentah pada bulan-bulan akhir kuartal ketiga," kata ANZ Bank.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan