Wallstreet. Foto : AFP.
Wallstreet. Foto : AFP.

Wall Street Tunggu Data Inflasi, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Terkoreksi

Antara • 12 Oktober 2022 07:05
New York: Indeks-indeks utama Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Indeks S&P 500 dan Nasdaq berakhir lebih rendah, terseret oleh pelemahan keseluruhan saham terkait teknologi.
 
Hal ini terjadi ketika investor berhati-hati menjelang data inflasi utama AS dan dimulainya laporan keuangan perusahaan kuartal ketiga akhir pekan ini.
 
baca juga: Wall Street Memerah, Kinerja Saham Teknologi Jadi Beban

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 36,31 poin atau 0,12 persen, menjadi 29.239,19. Indeks S&P 500 terpangkas 23,55 poin atau 0,65 persen, menjadi 3.588,84. Indeks Komposit Nasdaq merosot 115,91 poin atau 1,1 persen, menjadi 10.426,19, penutupan terendah sejak Juli 2020.
 
Pergerakan Selasa, 11 Oktober 2022, menandai penurunan sesi kelima berturut-turut untuk S&P 500 dan Nasdaq. Indeks Dow berakhir lebih tinggi, dibantu oleh saham Amgen Inc yang melonjak 5,7 persen setelah laporan Morgan Stanley meningkatkan saham pembuat obat itu menjadi overweight dari equal weight.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor jasa-jasa komunikasi dan teknologi masing-masing tergelincir 1,63 persen dan 1,52 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor real estat menguat 1,02 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terbaik.
 
"Tidak ada berita baru, selain ketakutan inflasi, dan kenaikan suku bunga Fed yang berkelanjutan, akan memperlambat ekonomi ke dalam resesi yang dalam," kata Wakil Presiden Eksekutif di Zacks Investment Research Kevin Matras, dikutip dari Antara, Rabu, 12 Oktober 2022.
 
CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon memperingatkan Amerika Serikat menuju resesi dalam enam hingga sembilan bulan ke depan dan saham-saham bisa terpuruk lebih jauh.
 
Investor sedang menunggu serangkaian sorotan ekonomi akhir pekan ini, termasuk laporan indeks harga konsumen AS untuk September pada Kamis, 13 Oktober 2022, dan data penjualan ritel AS pada Jumat, 14 Oktober 2022.
 
Saham-saham telah terpukul dalam beberapa pekan terakhir oleh kekhawatiran tentang seberapa agresif Fed mungkin masih perlu dengan kenaikan suku bunga dan potensi dampaknya terhadap ekonomi.
 
The Fed telah secara agresif menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun depan. Menambah kekhawatiran baru-baru ini tentang ekonomi, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan 1,6 persen dalam ekonomi AS tahun ini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan