"Komentar baru-baru ini yang memperingatkan kemungkinan penurunan status dolar AS menimbulkan kekhawatiran tentang dampak sanksi terhadap Rusia, disfungsi politik AS, kebangkitan aset digital, dan upaya Tiongkok untuk meningkatkan penggunaan renminbi (yuan)," kata Waller dalam sambutannya, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat, 16 Februari 2024.
Namun tidak satu pun dari kekhawatiran tersebut yang menyebabkan penurunan signifikan dalam peran dolar AS yang sangat besar dalam perekonomian dunia. Memang benar, sebut dia, peningkatan penggunaan aset digital seperti stablecoin, yang sangat terikat dengan dolar, cenderung meningkatkan profil internasional mata uang AS.
Musuh-musuh AS tidak punya banyak alternatif selain dolar AS, karena investor internasional enggan menggunakan mata uang Tiongkok, misalnya, karena berbagai alasan termasuk kurangnya kepercayaan terhadap institusi Tiongkok.
Baca juga: Dolar AS Merosot Lagi, Diseret Pelemahan Penjualan Ritel |
Masih jadi aset terbaik
Pada saat terjadi tekanan internasional, investor berbondong-bondong beralih ke Departemen Keuangan AS sebagai cara untuk menstabilkan nilai aset mereka.
"Saya tidak memperkirakan dolar AS akan kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan dunia dalam waktu dekat, atau bahkan melihat penurunan signifikan dalam keunggulannya dalam perdagangan dan keuangan," kata Waller.
"Perkembangan terkini yang diperingatkan oleh beberapa pihak dapat mengancam status tersebut, justru memperkuatnya, setidaknya sejauh ini," ucap dia menegaskan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News