baca juga: Melindungi Data Penduduk, AS Batasi Ekspansi TikTok |
Investasi ini didukung oleh peran kuat TikTok sebagai platform pendukung bisnis dan kreator. Menurut hasil laporan efek "TikTok: Menumbuhkan Bisnis, Memajukan Edukasi, dan Memberdayakan Komunitas di Asia Tenggara", para UMKM yang disurvei mengalami peningkatan pendapatan hampir 50 persen melalui penjualan produk dan layanan di TikTok.
Empat dari lima bisnis (79 persen) memanfaatkan TikTok untuk beralih dari kanal pemasaran luring ke daring. Selain itu, lebih dari 80 persen kreator TikTok yang disurvei mengalami peningkatan pendapatan melalui beragam peluang, termasuk di antaranya TikTok LIVE dan kerja sama konten bermerek.
"Di Asia Tenggara, lebih dari 325 juta orang mengakses TikTok setiap bulannya dan 15 juta bisnis juga menjadi pengguna platform ini. Kami memiliki peran besar dalam memperluas berbagai peluang ekonomi, edukasi, dan pembangunan komunitas di wilayah ini dan di seluruh dunia. Kami sangat senang melihat dampak positif dari TikTok dan kami berkomitmen melanjutkan upaya kami dalam mendukung individu, komunitas, dan bisnis untuk terus tumbuh dan semakin maju," kata Chief Executive Officer, TikTok Shou Chew, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 16 Juni 2023.
Buka peluang ekonomi
Dia mengatakan, demi membuka akses ke beragam peluang ekonomi, dalam waktu tiga tahun ke depan akan dibuka program dukungan lokal yang bertujuan memberdayakan bisnis mikro dan kecil, khususnya di wilayah pedesaan, yang masih awam dengan pemasaran di media sosial."Kami bekerja sama dengan lebih dari 25 institusi pemerintah dan organisasi nirlaba di seluruh Asia Tenggara, program ini akan membuka peluang bagi bisnis untuk menjangkau konsumen digital baru melalui dana hibah tunai, pelatihan keterampilan digital dan kredit iklan," jelas dia.
Kadence International melakukan survei untuk mengeksplorasi dampak TikTok di Asia Tenggara. Survei dilakukan di sembilan pasar di Asia Tenggara dan melibatkan lebih dari 3.400 pengguna TikTok dan 25 organisasi nirlaba dan berlangsung antara Agustus dan September 2022. Survei menggunakan metodologi campuran dari survei daring dan wawancara luring. Survei mencakup orang dan bisnis dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
"Dalam waktu hanya enam tahun, kami telah menciptakan berbagai peluang baru bagi kreator maupun bisnis di TikTok. Kami telah menghadirkan kanal-kanal e-commerce seperti TikTok Shop, yang membantu UMKM terhubung dengan konsumen baru dan mengembangkan bisnis," kata Head of Public Policy Southeast Asia TikTok Teresa Tan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News