Petugas berada di tengah reruntuhan bangunan di lokasi gempa bumi di Kahramanmaras, Turki, 6 Februari 2023. FOTO: Adem ALTAN/AFP
Petugas berada di tengah reruntuhan bangunan di lokasi gempa bumi di Kahramanmaras, Turki, 6 Februari 2023. FOTO: Adem ALTAN/AFP

Turki Diterjang Gempa Bumi Dahsyat, Berikut Dampak terhadap Perekonomiannya!

Angga Bratadharma • 07 Februari 2023 13:03
Ankara: Gempa bumi dahsyat yang terjadi di Turki dan Suriah serta juga dirasakan di Lebanon dan Israel akan berdampak besar-besaran pada rakyat dan ekonomi negara yang kini dikomandoi Recep Tayyip Erdogan. Gempa tersebut berkekuatan 7,8 magnitudo dan menjadi gempa terkuat yang tercatat di Turki sejak 1939.
 
"Data gempa susulan awal menyebutkan bahwa gempa tersebut memiliki panjang retakan lebih dari 300 km," kata Akademisi dari Departemen Ilmu dan Teknik Bumi di Universitas Sains dan Teknologi King Abdullah Paul Martin Mai, di Arab Saudi, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 7 Februari 2023.
 
"Lebih dari 300 km, desa dan kota hancur, ekonomi terpengaruh, infrastruktur kehidupan seperti gas, listrik, dan jaringan pipa air akan terganggu. Dampaknya terhadap penduduk dan ekonomi lokal akan sangat besar karena gempa bumi yang begitu besar memengaruhi area yang luas," tambahnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dia mencatat gempa ini melebihi kekuatan gempa pada 1999 di dekat Istanbul yang memakan lebih dari 15 ribu korban jiwa. Gempa yang terjadi pada Senin waktu setempat telah merenggut lebih dari 2.300 jiwa dalam waktu kurang dari 24 jam.
Baca: Gempa Turki Robohkan 5.600 Bangunan, Ribuan Orang Masih Dinyatakan Hilang

Guncangan itu, diikuti gempa yang sedikit lebih kecil, memusnahkan seluruh bagian kota-kota besar Turki di wilayah yang dipenuhi jutaan orang yang melarikan diri dari perang saudara di Suriah dan konflik lainnya. Martin mengatakan peluang untuk menemukan korban gempa biasanya berlangsung selama 72 jam.
 
"Kita harus memfokuskan upaya kita dalam 24 hingga 72 jam ke depan. Setelah itu sangat tidak mungkin untuk menemukan korban selamat lebih lanjut,” tuturnya.

Berada di musim dingin

Dia mencatat Turki berada di tengah musim dingin, dan baru-baru ini turun salju di wilayah tersebut. "Orang-orang yang perlu meninggalkan rumah mereka harus tinggal di luar dalam kondisi cuaca yang sangat tidak menyenangkan. Sehingga membutuhkan kegiatan bantuan internasional untuk menyediakan tempat tinggal, air bersih, makanan, dan perbekalan,” ucapnya.
 
Lebih lanjut, gempa yang terjadi menambah kehancuran di wilayah yang sudah bergejolak akibat konflik, krisis ekonomi, dan krisis kemanusiaan. Perang saudara selama lebih dari 10 tahun di Suriah membuat kawasan itu tidak stabil selama bertahun-tahun, yang masih menderita karena keadaan darurat kemanusiaan yang sedang berlangsung dan kekurangan dana secara kronis.
Baca: Dubes Suriah di PBB Pastikan Semua Bantuan Tersalurkan ke Korban Gempa

Jutaan orang mengungsi di Suriah atau melarikan diri ke Turki, yang menghadapi inflasi tinggi dan krisis ekonomi yang semakin dalam. Gempa bumi menyebabkan kerusakan dan kehancuran yang meluas di beberapa daerah yang paling berisiko di wilayah tersebut.
 
Ribuan orang terluka, dan jumlah korban tewas diperkirakan meningkat karena operasi pencarian dan penyelamatan berlanjut dalam kondisi sulit, dingin, dan badai. Ribuan bangunan runtuh membuat orang meninggalkan rumah mereka atau membuat mereka menunggu di dalam mobil saat gempa susulan berlanjut.

Inflasi Turki

Sementara itu, data resmi Institut Statistik Turki menunjukkan tingkat inflasi tahunan Turki turun menjadi 57,68 persen pada Januari 2023. Kendati turun tetapi jauh di atas perkiraan. Secara bulan ke bulan, harga konsumen naik 6,65 persen atau hampir dua kali perkiraan jajak pendapat Reuters sebesar 3,8 persen.
 
Kenaikan bulanan yang tajam disebabkan oleh serangkaian kenaikan harga tahun baru termasuk untuk angkutan umum, produk dan jasa tembakau, serta kenaikan harga makanan. Rantai grosir terbesar Turki, di bawah tekanan pemerintah, membekukan atau memotong harga ratusan produk pada Januari.
Baca: 24 Jam Pascagempa Perdana, Korban Tewas Gempa Turki dan Suriah Sentuh 4.365

Akan tetapi, pejabat sektor mengatakan, mereka hanya dapat melakukannya untuk waktu yang singkat mengingat biayanya. Tidak jelas berapa banyak penurunan harga yang mungkin memengaruhi cetakan inflasi.
 
Sementara itu, inflasi mencapai level tertinggi 24 tahun sebesar 85,51 persen pada Oktober 2022, dipicu oleh serangkaian pemotongan suku bunga yang tidak ortodoks, yang diupayakan oleh Erdogan, yang dimulai pada September 2021 dan menyebabkan mata uang mengalami kecelakaan di akhir tahun itu.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
(ABD)



LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif