Nigeria. Foto: AFP.
Nigeria. Foto: AFP.

5 Penyebab Warga Nigeria Kesulitan Uang Tunai, Salah Satunya karena Lawan Korupsi

Arif Wicaksono • 16 Februari 2023 15:50
Nigeria: Warga Nigeria disibukkan dengan urusan baru yakni mengantre panjang karena urusan uang. Ya, pemandangan orang mengantre di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) menjadi pemandangan sehari-hari bagi orang yang membutuhkan uang tunai di Nigeria.
 
baca juga: Nigeria Pertimbangkan Pelarangan Menggunakan Sepeda Motor

Krisis uang tunai juga menciptakan kekacauan ekonomi. Transaksi perdagangan menjadi sulit karena uang yang diizinkan untuk digunakan adalah uang baru cetakan dari bank sentral nigeria (CBN). Bukan uang lama.  

1. Penerbitan uang baru

Penyebab dari krisis ini karena pada tahun lalu CBN memutuskan untuk mengedarkan uang kertas dengan desain baru dengan nilai lebih tinggi yakni pecahan 200, 500 dan, 1.000 naira.
 
Warga Nigeria memiliki waktu hingga 31 Januari tahun ini untuk mengganti uang lama.
 
Hal ini membuat banyak orang Nigeria panik, tetapi tenggat waktu kedua Jumat, 10 Februari 2023, juga tak banyak menolong.

Mahkamah Agung Nigeria telah menangguhkan tenggat waktu itu, sambil menunggu pendapat hukum dari tiga negara bagian yang berpendapat bahwa rencana pertukaran uang kertas menyebabkan kesulitan menjelang pemilihan.

2. Minimnya ketersediaan uang baru

Orang Nigeria yang tidak memiliki rekening bank, terutama di daerah pedesaan, kemudian menukar uang kertas lama mereka dengan yang baru di agen perbankan. Namun bank agak lambat merespons langkah itu.
 
"Jika Anda akan mengeluarkan uang tunai baru dan Anda tidak ingin orang-orang tetap menggunakan yang lama, maka Anda harus membuatnya masuk akal. Punya cukup uang tunai, cukup uang tunai baru, isi di luar sana, lalu Anda sekarang dapat mengambil kembali yang lama," kata seorang warga yang frustrasi kepada Deutsche Welle (DW).

3. Pembayaran online juga tak berhasil

Analis Ekonomi Politik dan Pembangunan Nigeria Ernest Ereke mengatakan masyarakat awam kesulitan mengatasi krisis uang tunai. Apalagi warga Nigeria tak suka melakukan pembayaran online menjelang pergantian uang baru tersebut.
 
“Misalnya, orang yang akan masuk kendaraan untuk bertransaksi bisnis atau pergi bekerja atau orang yang biasa naik becak, operatornya tidak cenderung melakukan pembayaran online. Jadi, itu memakan tol pada aktivitas sehari-hari dan kehidupan Nigeria," jelas dosen Universitas Abuja itu.
 
Dilansir dari BBC, masyarakat Nigeria merasa kesulitan melakukan pembayaran online. Infrastruktur digital yang buruk menjadi penyebabnya. Bank dinilai tak siap dengan serbuan aktivitas warga Nigeria yang bertransaksi online.

4. Usaha mengurangi inflasi

Menurut CBN, kebijakan baru itu dimaksudkan untuk mengurangi jumlah uang tunai yang beredar dan bergerak menuju ekonomi tanpa uang tunai. Hal ini juga diharapkan dapat membantu mengendalikan likuiditas dan mengurangi inflasi.
 
Sejak Januari dan seterusnya, CBN mulai membatasi penarikan tunai mingguan untuk pemegang rekening bank sebesar 100 ribu naira (USD217) untuk mencapai tujuan ini.
 
Hampir 85 persen dari 3,23 triliun naira uang tunai yang beredar disimpan di luar bank. Sejak peluncuran kebijakan pada Oktober tahun lalu, sekitar 1,3 triliun naira telah disetorkan ke bank.
 
Bank sentral juga ingin menggunakan pertukaran uang kertas untuk mengurangi penipuan, dengan uang kertas baru memiliki keamanan ekstra.
 
Warga negara dengan rekening bank diminta untuk mengirim uang kertas lama mereka ke bank dan jumlah yang sesuai dikreditkan ke rekening mereka. Namun, mereka dikenakan komisi jika pergi ke mesin ATM untuk menarik uang baru.

5. Usaha memerangi korupsi

Pemerintah berharap mata uang baru juga akan membantu memerangi korupsi menjelang pemilu 25 Februari 2023. Nigeria akan memilih presiden baru, anggota parlemen, dan pemimpin lokal.
 
Pembelian suara telah menjadi isu utama dalam pemilihan umum Nigeria. Ereke mengatakan masyarakat sipil di Nigeria percaya upaya membatasi uang tunai yang digunakan untuk pembelian suara baik untuk pemilu mendatang.
 
Menurut Ereke, terbatasnya akses untuk mempengaruhi hasil pemilu melalui sistem INEC memaksa politisi melakukan jual beli suara. Krisis uang tunai bisa menghambat hal itu.
 
"Dengan kekurangan uang tunai dalam perekonomian, diyakini para politisi tidak akan mampu memobilisasi jenis uang tunai yang dibutuhkan untuk membeli suara di ribuan TPS tempat pemilihan ini akan dilakukan," kata Ereke.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan