Melansir fxstreet.com, Selasa, 27 Agustus 2024, dolar AS, yang diukur dengan Indeks Dolar AS (DXY), kembali menguat pada perdagangan Senin waktu setempat, bertahan di kisaran 101,00 setelah anjlok minggu lalu.
Penurunan pada Jumat disebabkan oleh pernyataan dovish Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell di Simposium Jackson Hole, yang mengisyaratkan potensi pergeseran ke arah kebijakan moneter yang lebih longgar oleh bank sentral.
Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan imbal hasil 10 tahun AS turun di bawah 3,8 persen, yang sangat membebani dolar AS.
Meskipun pertumbuhan ekonomi positif melebihi ekspektasi, keinginan pasar untuk pelonggaran moneter yang agresif tampaknya tidak pada tempatnya. Situasi saat ini memerlukan kehati-hatian, karena keseluruhan data menunjukkan adanya kesenjangan antara fundamental ekonomi dan harga pasar.
| Baca juga: Rupiah Naik di Tengah Sinyal Penurunan Suku Bunga The Fed |
Pemangkasan suku bunga Fed
Pergerakan dolar AS juga dipengaruhi perkiraan pemangkasan suku bunga AS bulan depan, yang dikonfirmasi oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell Jumat lalu dalam pidato bernada hawkish di Jackson Hole, Wyoming.
Hal itu mendorong para pedagang untuk menutup taruhan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada September dan bahkan meningkatkan ekspektasi pemotongan suku bunga sebesar 50 bps.
Kepala Bank of England Andrew Bailey mengatakan, terlalu dini untuk menyatakan kemenangan atas inflasi, yang menandakan sikap yang kurang agresif terhadap pemotongan suku bunga dibandingkan dengan Fed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id