Mengutip Xinhua, Kamis, 30 November 2023, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari 2024 naik USD6,90 atau 0,33 persen menjadi USD2.067,10 per ons.
Departemen Perdagangan AS pada Rabu melaporkan produk domestik bruto (PDB) AS meningkat pada tingkat tahunan sebesar 5,2 persen pada kuartal ketiga, direvisi naik dari pertumbuhan 4,9 persen yang dilaporkan sebelumnya, laju ekspansi tercepat sejak kuartal keempat 2021. Data ekonomi yang kuat membatasi pertumbuhan emas.
Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan dalam sebuah esai pada Rabu, ia memperkirakan pertumbuhan AS akan melambat dan inflasi akan terus mereda karena kebijakan moneter yang ketat.
"Penelitian, data, hasil survei, dan masukan dari kontak bisnis memberi tahu saya bahwa kebijakan moneter yang lebih ketat dan kondisi keuangan yang lebih ketat secara umum berdampak lebih keras pada aktivitas perekonomian," kata Bostic.
"Saya rasa kita belum melihat dampak penuh dari kebijakan restriktif, alasan lain yang menurut saya kita akan melihat penurunan lebih lanjut pada aktivitas ekonomi dan inflasi," terang dia.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi AS Meroket 5,2% di Kuartal III |
Opsi naikkan suku bunga jika inflasi meningkat
Sementara Presiden Federal Reserve Bank Richmond Thomas Barkin menuturkan dirinya skeptis inflasi akan turun menjadi dua persen, dan menginginkan opsi kenaikan suku bunga lagi jika inflasi meningkat.
"Jika inflasi akan kembali naik, saya pikir Anda ingin mempunyai pilihan untuk berbuat lebih banyak terhadap suku bunga," kata Barkin.
Analis pasar juga berpendapat prospek harga emas dalam jangka pendek masih kemungkinan terjadi bullish.
Adapun perak untuk pengiriman Maret 2024 naik 14,10 sen atau 0,56 persen menjadi USD25,443 per ons. Platinum untuk pengiriman Januari 2024 turun USD8,80 atau 0,93 persen menjadi USD941,40 per ons.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News