Bank sentral Inggris memperkirakan inflasi akan mencapai level tertinggi 40 tahun sekitar 11 persen selama kuartal saat ini. Akan tetapi Inggris telah memasuki resesi yang berpotensi berlangsung dua tahun atau lebih lama daripada selama krisis keuangan 2008-2009.
Keputusan yang diambil -terbesar dalam 33 tahun- sejalan dengan ekspektasi ekonom dalam jajak pendapat Reuters, tetapi tidak bulat. Sebanyak dua pembuat kebijakan, Silvana Tenreyro dan Swati Dhingra, memilih kenaikan yang lebih kecil, masing-masing seperempat dan setengah poin persentase, karena ekonomi mungkin sudah dalam resesi.
Tetapi mayoritas Komite Kebijakan Moneter (MPC) mengatakan suku bunga masih perlu naik lebih tinggi, meskipun mungkin tidak setinggi 5,2 persen yang ditetapkan ke pasar keuangan ketika BoE menyelesaikan perkiraannya.
Baca: Indonesia Diyakini Keluar dari Resesi Global Tahun Depan |
"Kenaikan lebih lanjut dalam suku bunga bank mungkin diperlukan untuk pengembalian inflasi yang berkelanjutan ke target, meskipun ke puncak yang lebih rendah dari harga di pasar keuangan," kata BoE dalam panduan khusus yang tidak biasa kepada investor, dilansir dari The Business Times, Rabu, 9 November 2022.
Tepat sebelum keputusan kebijakan, pasar memperkirakan suku bunga akan mencapai puncaknya di sekitar 4,75 persen. "Komite terus menilai, jika prospek menunjukkan tekanan inflasi yang lebih persisten, itu akan merespons dengan kuat, jika perlu," kata MPC.
Sementara itu, bank sentral di seluruh dunia Barat menanggapi tantangan serupa. Inflasi telah meroket selama setahun terakhir karena sisa kekurangan tenaga kerja dan kemacetan rantai pasokan sejak pandemi covid dan -dalam kasus Eropa- peningkatan besar dalam tagihan energi sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News