Warga AS mengurangi pembelian rumah baru mereka sebesar 12,6 persen dibandingkan dengan Juni 2022, ke level 511 ribu melanjutkan tren penurunan. Hasilnya jauh lebih lemah daripada konsensus ekonom, yang memperkirakan penjualan rumah baru mencapai 575 ribu. Setelah biaya pinjaman yang rendah mendorong lonjakan pembelian rumah selama pandemi, laju penjualan turun 29,6 persen dibandingkan dengan data pada Juli 2021.
baca juga: Duh! Resesi AS Diprediksi akan Lama |
"Penurunan Juli melanjutkan tren penurunan tajam dalam penjualan sejak awal tahun," kata Ekonom Pantheon Macroeconomics Ian Shepherdson dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 24 Agustus 2022.
Dia mencatat penjualan rumah baru telah turun di bawah tingkat pra-pandemi. Penjualan bulan lalu menurun di seluruh negeri dengan dua digit, kecuali di Timur Laut. Penyebab rendahnya permintaan berasal dari kenaikan suku bunga hipotek dalam beberapa bulan terakhir karena The Fed menaikkan suku bunga dalam pertempurannya melawan lonjakan inflasi.
Para bankir sentral berharap langkah agresif akan mendinginkan permintaan yang terlalu tinggi di seluruh perekonomian, termasuk pasar perumahan. Pera pembangun rumah telah berjuang untuk menjaga permintaan di tengah gangguan pasokan dan kekurangan tenaga kerja.
Faktor-faktor tersebut telah berkontribusi pada kenaikan harga rumah yang stabil, dan biaya rata-rata rumah baru naik menjadi USD439.400 dari USD 414.900 pada bulan Juni. Namun, data penjualan bisa berubah-ubah.
"Masuk akal untuk berasumsi bahwa penurunan penjualan paling tajam ada di belakang kita." jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News