Pertumbuhan upah melambat, meskipun masih melampaui inflasi konsumen. Namun, hal ini tidak diterjemahkan ke dalam sentimen positif terhadap ekonomi keseluruhan, namun menambah tantangan bagi Presiden Joe Biden yang sedang berusaha untuk terpilih kembali.
"Kami memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi upah tumbuh lebih cepat daripada harga dan lebih banyak orang Amerika yang bergabung dengan angkatan kerja," tegas Biden dalam sebuah pernyataan setelah laporan tersebut keluar seperti dilansir Channel News Asia, Sabtu, 6 Juli 2024.
Negara ini menambahkan 206.000 pekerjaan bulan lalu, kata Departemen Tenaga Kerja, menandai laju perekrutan yang lebih lambat dari angka revisi 218.000 pada bulan Mei.
Kenaikan ini masih melebihi estimasi konsensus Briefing.com sebesar 185.000, menandakan bahwa pasar tenaga kerja masih relatif tangguh meskipun suku bunga tinggi.
Sementara itu, tingkat pengangguran naik dari 4,0 persen menjadi 4,1 persen.
Baca juga: Indeks S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor |
Pasar melambat
Lebih dari sepertiga dari keseluruhan kenaikan pekerjaan berasal dari lapangan kerja pemerintah, kata Mike Fratantoni, kepala ekonom di Mortgage Bankers Association.Dengan begitu menurutnya kenaikan utama tidak memberikan gambaran penuh tentang kesehatan pasar tenaga kerja.
"Aspek-aspek lain dari data ini mengindikasikan perlambatan pasar tenaga kerja," katanya dalam sebuah catatan.
Perekrutan sementara turun 49.000, mengindikasikan bahwa permintaan bisnis untuk tenaga kerja turun, kata Fratantoni.
Pertumbuhan upah melambat dari 0,4 persen di bulan Mei menjadi 0,3 persen di bulan lalu.
Dibandingkan dengan setahun yang lalu, kenaikannya mencapai 3,9 persen, juga melambat dari sebelumnya.
"Melemahnya permintaan tenaga kerja akan menyebabkan moderasi lebih lanjut pada pertumbuhan upah," kata ekonom Nancy Vanden Houten dari Oxford Economics.
Namun, hal ini kemungkinan akan meningkatkan keyakinan Federal Reserve bahwa inflasi sedang menuju ke arah penurunan menuju target 2 persen dari para pembuat kebijakan.
Apa kabar suku bunga?
Laporan terbaru ini muncul di tengah-tengah kemerosotan aktivitas di sektor manufaktur dan jasa, di samping pelonggaran inflasi.Meskipun masih ada jalan yang harus dilalui, indikator-indikator ini kemungkinan akan memberikan bank sentral AS kepercayaan diri yang lebih besar untuk mulai memangkas suku bunga, setelah mempertahankannya di level tinggi dalam beberapa bulan terakhir untuk meringankan permintaan dan menurunkan inflasi.
Rubeela Farooqi, kepala ekonom AS di High Frequency Economics, memperkirakan bahwa the Fed dapat memulai pembicaraan mengenai penurunan suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News