Mengutip Channel News Asia, Senin, 10 Juli 2023, sebelum meninggalkan Tiongkok, Yellen mengatakan Amerika Serikat dan Tiongkok tetap berselisih dalam sejumlah masalah tetapi menyatakan keyakinannya bahwa kunjungannya sudah meningkatkan upaya untuk menempatkan hubungan pada pijakan yang lebih pasti.
"AS dan Tiongkok memiliki perbedaan pendapat yang signifikan," kata Yellen kepada wartawan di Kedutaan AS di Beijing, mengutip kekhawatiran Washington tentang apa yang disebutnya praktik ekonomi yang tidak adil dan tindakan hukuman baru-baru ini terhadap perusahaan AS.
"Tapi Presiden (Joe) Biden dan saya tidak melihat hubungan antara AS dan Tiongkok melalui kerangka konflik kekuatan besar. Kami percaya dunia cukup besar bagi kedua negara kami untuk berkembang," tambahnya.
Baca: Demi Keberlanjutan, Laut RI Butuh Intervensi Pemerintah |
Dengan hubungan AS-Tiongkok yang rendah karena masalah keamanan nasional, termasuk Taiwan, larangan ekspor AS pada teknologi canggih dan kebijakan industri yang dipimpin negara Tiongkok, Washington telah berusaha memperbaiki hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Beijing bulan lalu, kunjungan pertama oleh diplomat tinggi AS dari kepresidenan Biden. Sementara utusan iklim John Kerry diperkirakan mengunjungi Tiongkok bulan ini.
Dorongan diplomatik AS datang menjelang kemungkinan pertemuan antara Presiden Biden dan Xi segera setelah KTT Kelompok 20 pada September di New Delhi atau pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik yang dijadwalkan November di San Francisco.
Yellen mengatakan kunjungannya bertujuan untuk membangun dan memperdalam hubungan dengan tim ekonomi baru Tiongkok, mengurangi risiko kesalahpahaman, dan membuka jalan bagi kerja sama di berbagai bidang seperti perubahan iklim dan kesulitan utang.
"Saya pikir kami telah membuat beberapa kemajuan dan saya pikir kami dapat memiliki hubungan ekonomi yang sehat yang menguntungkan kami berdua dan dunia," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News