Pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Iran oleh pasukan Israel baru-baru ini telah memicu kekhawatiran akan meluasnya konflik di wilayah tersebut.
Peristiwa ini, ditambah dengan pembunuhan seorang pejabat senior Hizbullah di Lebanon, telah menciptakan lingkungan yang tidak stabil bagi pasar minyak global.
Melansir IG.com, Jumat, 2 Agustus 2024, harga minyak mentah Brent telah melampaui USD81 per barel. Sementara minyak mentah WTI diperdagangkan sekitar USD78,50 per barel.
Baca juga: Situasi Geopolitik Makin Tegang, Dolar AS Malah Makin Strong! |
Permintaan minyak AS melonjak
Berkontribusi pada prospek pasar minyak yang optimis, Badan Informasi Energi AS (EIA) telah melaporkan permintaan minyak di AS mencapai rekor musiman pada Mei, sebesar 20,80 juta barel per hari.
Angka ini merupakan revisi kenaikan yang signifikan dari estimasi EIA sebelumnya dan menggarisbawahi kekuatan konsumsi energi AS.
Selain alasan mendasar di balik lonjakan harga minyak, persediaan minyak global dilaporkan mengalami penurunan. Menurut Eric Nuttall, manajer portofolio senior di Ninepoint Partners, persediaan telah mencapai rekor defisit dibandingkan dengan level rata-ratanya.
Nuttall juga mencatat peningkatan kepatuhan pemangkasan produksi OPEC+ sebagai faktor yang berkontribusi terhadap pandangan optimis terhadap minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News