Ilustrasi. Foto: AFP/Sean Rayford.
Ilustrasi. Foto: AFP/Sean Rayford.

Negara Raksasa Ekonomi Pelajari Sanksi Ekonomi AS

Ade Hapsari Lestarini • 14 Maret 2022 18:44
Jakarta: Negara-negara raksasa ekonomi seperti Arab Saudi dan Uni Arab Emirat dinilai akan secara sungguh-sungguh mempelajari kebijakan sanksi ekonomi dan pembekuan aset Amerika Serikat (AS).
 
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyita aset milik Afghanistan senilai USD3,5 miliar atau setara Rp50 triliun. Biden menilai pemerintah Afghanistan sebelumnya terlibat dalam kegiatan terorisme dan dana tersebut akan didonasikan untuk korban World Trade Center, 9 November, atau 911.
 
Dilansir Mediaindonesia.com, Senin, 14 Maret 2022, rakyat Afghanistan menolak keputusan Washington itu dengan cara turun ke jalan. Mereka menilai langkah AS tidak manusiawi dan tidak bisa membalas budi kepada rakyat Afganistan yang telah membantu dalam memerangi terorisme.

Kebijakan ini pun menuai kecaman dari banyak negara. Beberapa negara yang menolak sikap AS tersebut di antaranya Tiongkok. Pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad) Teuku Rezasyah penyitaan aset negara lain adalah kebijakan yang sangat tidak berperikemanusiaan. Terlebih penyitaan dilakukan terhadap Afghanistan, negera yang hancur akibat pendudukan oleh AS.
 
Baca juga: Taliban Tuduh AS 'Curi' Aset Beku Afghanistan
 
"Klaim hasil penyitaan tersebut akan diberikan pada para korban peristiwa 911 itu adalah tidak sebanding engan kerusakan lahir batin yang diderita rakyat Afghanistan, selama 20 tahun penjajahan tersebut," katanya.
 
Terkait sanksi ekonomi tersebut, dia mengatakan Indonesia bisa melihat peluang dari pemberian sanksi tersebut. Dia mengatakan, alangkah baiknya jika pemerintah Indonesia meningkatkan kualitas perundang-undangan dan prosedur dibidang investasi.
 
"Sehingga menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi yang ramah dan berdaya saing," ujar Teuku Rezasyah.
 
Dia mengatakan, rakyat Afghanistan telah terpecah belah, hilang kebanggaannya atas sejarah mereka, walau tiada hentinya mengais bantuan internasional yang tidak kunjung datang, karena masa depan mereka tersandera oleh egoisme AS di PBB.
 
Menurut dia cara serupa tengah dilakukan AS terhadap Rusia yang sedang berkonflik dengan Ukraina. Ia meyakini jurus yang dilakukan Washington akan menjadi buah simalakama.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan