Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Harga Minyak Dunia Bergairah Didorong Optimisme Ekonomi Global

Antara • 12 Januari 2023 08:02
New York: Harga minyak dunia melonjak sekitar tiga persen ke level tertinggi satu minggu pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Penguatan didorong harapan prospek ekonomi global yang lebih baik dan kekhawatiran atas dampak sanksi terhadap produksi minyak mentah Rusia melebihi kejutan besar yang terjadi pada stok minyak mentah AS.
 
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari terangkat USD2,29 atau 3,05 persen, menjadi USD77,41 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret bertambah USD2,57 atau 3,21 persen, menjadi USD82,67 per barel di London ICE Futures Exchange.
 
Mengutip Antara, Kamis, 12 Januari 2023, kedua harga acuan tersebut mencapai level tertinggi sejak 30 Desember, dengan WTI naik untuk hari kelima berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Oktober, dan Brent naik untuk hari ketiga berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Desember.

Ekuitas global naik di tengah harapan angka inflasi dan laba perusahaan AS yang akan dirilis pada Kamis akan menunjukkan ekonomi yang tangguh dan menghasilkan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat.
Baca: Investasi Kripto Diyakini Masih Tumbuh Meski Penuh Tantangan di 2023

Jika inflasi datang di bawah ekspektasi, itu akan mendorong dolar lebih rendah, kata analis, yang dapat meningkatkan permintaan minyak karena membuat minyak mentah lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
 
Federal Reserve kemungkinan akan menaikkan target suku bunga untuk terakhir kalinya pada pertemuan kebijakan moneter 31 Januari-1 Februari, menaikkannya sebesar 50 basis poin (bps) ke kisaran 4,75 persen-5,00 persen, kata HSBC dalam sebuah catatan penelitian.
 
Sebagian besar optimisme pasar disematkan pada importir minyak utama Tiongkok yang membuka kembali ekonominya, setelah berakhirnya pembatasan ketat covid-19.
 
"Pedagang energi harus terbiasa melihat harga minyak naik lebih tinggi. Permintaan minyak akan kembali dan ekspektasi tinggi bahwa permintaan Tiongkok akan meroket," kata Analis Pasar Senior Oanda Edward Moya.
 
Produksi industri Tiongkok diperkirakan tumbuh 3,6 persen pada 2022 dari tahun sebelumnya, kata Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT), meskipun ada gangguan produksi dan logistik akibat pembatasan covid-19.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan